BEIRUT (Arrahmah.id) — Lembaga Alma Research and Education Center memperingatkan bahwa Unit 910 Hizbullah akan menargetkan komunitas Israel dan Yahudi di seluruh dunia.
Menurut Alma Research and Education Center (29/9/2024), Unit 910 berpotensi balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh militer Israel dalam serangan udara di pinggiran Beirut, Lebanon, Jumat lalu.
Unit 910, yang disebut sebagai Unit Bayangan dan Unit Hitam, adalah unit paling rahasia Hizbullah yang diawasi oleh agen senior Talal Hosni Hamiyah alias Abu Jaafar, anggota Dewan Jihad.
Unit ini berfungsi sebagai cabang operasional Hizbullah untuk melaksanakan misi dan kegiatan milisi di luar Lebanon, dan juga digunakan oleh Iran, khususnya oleh badan intelijennya dan Pasukan Quds dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Unit 910 memiliki beberapa infrastruktur milisi yang siap untuk melakukan serangan global dengan cepat.
Tim tersebut terus mengumpulkan intelijen agar siap untuk melakukan tindakan yang cepat dan brutal dalam berbagai konteks global.
Unit 910 sudah melakukan tiga serangan besar terhadap entitas Israel dan Yahudi di seluruh dunia.
Dua insiden di Argentina, yakni pengeboman Kedutaan Israel tahun 1992 dan pengeboman gedung pusat komunitas Yahudi Asosiasi Israel Bersama Argentina (AMIA).
Kedua serangan itu sebagai balas dendam atas pembunuhan komandan Hizbullah Abbas Musawi.
Pada tahun 2012, Unit 910 melakukan serangan signifikan ketiga di Burgas, Bulgaria. Seorang milisi meledakkan bahan peledak di sebuah bus yang mengangkut para wisatawan Israel.
“Pada tahap ini, kita tidak mengetahui kondisi Talal Hamiyah atau apakah dia berada di markas utama Hizbullah di Beirut, Haret Hreik, yang diserang pada 27 September. Bagaimanapun, jika dia masih hidup, dia harus menjadi target prioritas untuk disingkirkan,” kata lembaga riset Israel (30/9).
Imad Mughniyeh sebelumnya memimpin unit tersebut.
Didirikan pada awal 1990-an, Unit 910 berfungsi sebagai unit operasi luar negeri Hizbullah, yang bertanggung jawab untuk melakukan operasi di luar wilayah Lebanon. Unit itu menempatkan personelnya di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Unit 910 memanfaatkan para agen Syiah yang dipilih dengan cermat, baik yang berasal dari Lebanon maupun non-Lebanon, yang menjalani pelatihan keamanan tingkat tinggi untuk jangka waktu yang lama.
Sebagian besar dari mereka memegang berbagai kewarganegaraan dan dokumen asing yang membantu mereka bergerak bebas di seluruh dunia.
Para agen ini biasanya beroperasi di bawah perlindungan sipil yang berfungsi sebagai fasad eksternal untuk aktivitas keamanan rahasia unit tersebut, memanfaatkan koneksi mereka dengan para pendukung Hizbullah di berbagai negara, dan menggunakan jaringan Syiah lokal dan “organisasi kriminal” lokal sebagai dukungan logistik dan operasional untuk melaksanakan aktivitas unit tersebut.
Unit 910 beroperasi di seluruh dunia, dengan penekanan pada Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Selama dua dekade terakhir, unit tersebut telah beroperasi baik di Eropa maupun di tanah Amerika.
Dalam konteks program nuklir Iran, Unit 910 berperan sebagai sayap Iran melawan Amerika Serikat dan sekutu regionalnya, sekaligus merencanakan serangan di negara-negara asing. Unit tersebut merencanakan serangan di masa mendatang terhadap gedung-gedung milik lembaga keamanan, intelijen, dan militer Amerika, serta target sipil, seperti Bandara Internasional John F Kennedy di New York, menurut laporan dari pihak Amerika Serikat.
Ali Kurani, seorang anggota Hezbollah yang ditahan di Amerika Serikat, mengatakan bahwa unit “operasi hitam” tersebut adalah unit rahasia yang dibentuk setelah pembunuhan Mughniyeh pada tahun 2008, yang melapor langsung kepada Nasrallah dan menerima perintah langsung darinya dan Teheran. (hanoum/arrahmah.id)