MOSKOW (Arrahmah.id) — Setelah sekian lama bungkam soal nasib pangkalan militer Rusia di Suriah dan keberadaan Bashar al Assad, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia belum terkalahkan di Suriah. Putin pun berencana menemui Assad yang belum di temui sejak kabur ke Moskow.
“Terus terang saja, saya belum bertemu dengan Presiden Assad sejak ia datang ke Moskow. Tetapi saya berencana untuk bertemu dengannya. Saya pasti akan berbicara dengannya,” kata Putin, dikutip dari Asharq Al-Aawsat (19/12/2024) sambil mengaku akan membicarakan banyak hal saat bertemu Assad.
Kemudian ia membantah telah melakukan intervensi di Suriah pada tahun 2015 dan membalikkan keadaan perang saudara di sana demi kepentingan al-Assad.
“Anda ingin menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di Suriah sebagai semacam kegagalan, kekalahan bagi Rusia. Saya jamin, itu tidak benar. Dan saya akan memberi tahu Anda alasannya. Kami datang ke Suriah 10 tahun lalu untuk mencegah terbentuknya kantong teroris di sana,” tegas Putin.
Tak ingin disebut kalah, Putin justru mengklaim telah mencapai tujuannya di Suriah.
Ia menjelaskan bahwa keberadaan Rusia telah mengubah keadaan Suriah saat ini.
“Secara keseluruhan, kami telah mencapai tujuan kami. Bukan tanpa alasan bahwa saat ini banyak negara Eropa dan Amerika Serikat ingin menjalin hubungan dengan mereka (penguasa baru Suriah). Jika mereka adalah organisasi teroris, mengapa Anda (Barat) pergi ke sana? Jadi itu berarti mereka telah berubah,” terangnya.
Tak sampai di situ, Putin mengkau memiliki hubungan baik dengan semua pihak untuk menjaga stabilitas Suriah.
“Kami menjaga hubungan dengan semua kelompok yang mengendalikan situasi di sana, dengan semua negara di kawasan tersebut,” lanjut Putin, dikutip dari Al Jazeera.
Ia juga mengklaim bahwa mereka (penguasa baru Suriah) menginginkan pangkalan militer Rusia tetap berjalan di Suriah.
“Sebagian besar dari mereka memberi tahu kami bahwa mereka tertarik agar pangkalan militer kami tetap berada di Suriah,” tambahnya.
Menurut Putin, keberadaan pangkalan militer Rusia dapat bermanfaat dan memberikan bantuan bagi warga Suriah.
“Rusia menawarkan untuk mempertahankan pangkalan di sana untuk tujuan kemanusiaan”, katanya.
Sebagai informasi, Moskow telah mendukung Suriah sejak awal Perang Dingin, dan telah mengakui kemerdekaannya pada tahun 1944 saat Damaskus berusaha melepaskan diri dari kekuasaan kolonial Prancis.
Diketahui, Rusia memiliki 2 pangkalan militer di Suriah yaitu pangkalan angkatan laut di Tartous dan Pangkalan Udara Khmeimim di dekat kota pelabuhan Latakia.
Pangkalan Tartous dibangun pada tahun 1971, tepatnya setelah Rusia ikut campur tangan dalam perang saudara untuk membantu Assad.
Pada tahun 2017, Rusia memberikan sewa gratis selama 49 tahun kepada Assad.
Rusia juga memiliki pos penyadapan di Suriah yang dijalankan di samping stasiun sinyal Suriah. (hanoum/arrahmah.id)