KUWAIT (Arrahmah.com) – Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah menjadi amir penguasa baru negara kaya minyak pada Selasa malam (29/9/2020), menurut laporan media pemerintah, menduduki posisi tertinggi setelah puluhan tahun berada di dinas keamanan.
Sheikh Nawaf, (83), telah menjabat sebagai putra mahkota sejak 2006, melompati tatanan tradisional antara keturunan Al Jaber dan Al Salam dari keluarga penguasa kerajaan itu.
Televisi pemerintah memuat pidato Anas Khalid al-Saleh, Menteri Dalam Negeri dan Wakil Perdana Menteri Kuwait, mengumumkan bahwa Syekh Nawaf dilantik beberapa jam setelah meninggalnya Syekh Sabah, sebagaimana dilansir Alaraby.
Sheikh Nawaf, seperti Sheikh Sabah, lahir sebelum Kuwait menemukan ladang minyak yang membuat negara kecil ini termasuk negara terkaya di dunia.
Lahir 25 Juni 1937, Sheikh Nawaf menjadi gubernur wilayah Hawalli Kuwait dan kemudian menjadi menteri dalam negeri negara itu, posisi yang dipegangnya selama hampir satu dekade.
Sheikh Nawaf menjabat sebagai menteri pertahanan Kuwait mulai tahun 1988. Ia berperan pada tahun 1990, ketika diktator Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait dan menduduki negara itu selama tujuh bulan.
Pada 24 Februari 1991, pasukan AS dan sekutunya menyerbu Kuwait dan berakhir 100 jam kemudian. Amerika hanya menderita 148 tewas akibat pertempuran selama seluruh aksi penyerangan, sementara lebih dari 20.000 tentara Irak tewas.
Sheikh Nawaf sempat menjabat sebagai Menteri Urusan Sosial dan Perburuhan setelah perang, kemudian sebagai Wakil Kepala Pengawal Nasional Kuwait dan kembali menjadi Menteri Dalam Negeri. Ia menjadi putra mahkota di bawah Syekh Sabah pada Februari 2006.
(ameera/arrahmah.com)