MOGADISHU (Arrahmah.com) – Presiden boneka Somalia, Sharif Ahmed pada Rabu (27/5) menuduh Eritrea mempersenjatai Al-Shabaab untuk menggembosi pemerintahannya, sehari setelah istananya mendapat serangan mortir dari para mujahidin.
Ini adalah pertama kalinya ia menyalahkan negara kecil di Afrika karena pada bulan ini dirasakan bulan yang sangat berat baginya menghadapi perlawanan mujahidin Al-shabaab yang mendapat dukungan dari mujahidin dari luar negara, termasuk Inggris dan Amerika.
“Kami mengetahui dengan pasti mayoritas senjata yang berada di tangan militan berasal dari Eritrea,” ia mengatakan kepada para wartawan di kediamannya.
“Eritrea terlibat banyak di sini…Kami tahu bahwa sejumlah pejabat Eritrea datang ke sini dan membawa sejumlah uang tunai.”
Sharif melanjutkan di masa lalu pejabat-pejabat tersebut mengirimkan uang via Nairobi atau Dubai tapi sekarang “mereka datang secara langsung dengan uang tunai.”
“Mereka dipengaruhi oleh Al-Qaeda dan kalian dapat membayangkan bagaimana situasi yang terjadi jika mereka mengambil alih pemerintahan,” ujar Sharif.
AS dan Uni Afrika juga menuduhkan hal yang sama, mengatakan bahwa Eritrea mendukung pergerakan mujahidin Al-shabaab dan sebagai biang keladi atas kekacauan yang terjadi di Somalia. Uni Afrika telah meminta PBB untuk memberikan sangsi terhadap Eritrea, padahal apa yang mereka tuduhkan belum terbukti dan belum dilakukan investigasi.
Mujahidin Al-shabaab berjanji akan terus memerangi pemerintahan di bawah kepemimpinan Sharif Ahmed hingga pemerintahan yang didukung negara-negara Barat tersebut tumbang.
Sharif kini tinggal di istananya dengan penjagaan ketat dari tentara Uni Afrika. Beberapa hari lalu istananya mendapat serangan dari mujahidin, menewaskan sedikitnya 7 tentara Uni Afrika.
Al-shabaab telah memperingatkan, memperpanjang kerjasama dengan Uni Afrika hanya akan memperkeruh keadaan.
“Kami katakan secara tegas memperpanjang mandat terkait kehadiran tentara asing di Somalia sama saja dengan memperpanjang kekerasan di negeri Muslim Somalia,” ujar Syeikh Ali Mohamoud, jurubicara Al-Shabaab.
Uni Afrika mengirimkan tentaranya ke Somalia sejak 2007 silam, sekitar 4.300 tentara dari Uganda dan Burundi disebar di wilayah-wilayah penting di Somalia termasuk di istana kepresidenan untuk melindungi Sharif Ahmed.
Baru-baru ini tentara Ethiopia yang sebelumnya berhasil ditendang keluar oleh Al-Shabaab kembali memasuki Somalia.
Sharif Ahmed mendirikan pemerintahan lemah di Somalia sejak Januari silam setelah mendapat dukungan dari PBB karena ia dinilai sebagai tokoh Muslim “moderat”. (haninmazaya/yahoo/arrahmah.com)