GAZA (Arrahmah.id) – Sejak akhir pekan, sebuah video yang telah dibagikan jutaan kali di media sosial telah mengejutkan seluruh dunia, video tersebut memperlihatkan seorang wanita setengah telanjang tengah tertelungkup dengan rambut gimbal dan tato yang mencolok, di dalam truk yang dikelilingi oleh anggota Hamas.
Meskipun video tersebut tidak memperlihatkan wajah wanita tersebut, Ricarda Louk mengatakan ia dapat mengidentifikasi melalui rambut gimbal dan tatonya, bahwa itu adalah putrinya Shani Louk, seorang seniman tato.
Sontak netizen dan media-media barat bereaksi keras, mengecam, menghujat dan menyumpahi Hamas. Betapa tidak manusiawinya mereka telah menculik, menelanjangi, memperkosa bahkan membunuh sang gadis. Demikianlah narasi yang beredar bersama video viral tersebut.
Padahal pakaian yang dikenakan Louk memang demikian adanya ketika Hamas merangsek ke sebuah festival musik yang dihadiri oleh Louk. Melihat foto-foto yang diambil dari akun media sosial Louk, gadis keturunan Jerman ini memang gemar berpakaian setengah telanjang.
Pada Selasa (10/10/2023), keluarga Louk mengumumkan bahwa mereka memiliki bukti bahwa Louk—yang besar di Israel—masih hidup. Situs berita Swiss berbahasa Jerman, Blick, melaporkan bahwa ibu Louk mengatakan dia berada di rumah sakit di Gaza karena cedera kepala yang serius.
“Kami sekarang mempunyai lebih banyak informasi bahwa Shani masih hidup,” kata ibunya kepada saluran televisi NTV, seraya menambahkan bahwa dia menerima informasi tersebut dari sumber Palestina yang tidak disebutkan namanya.
Sang ibu menambahkan bahwa Louk terluka parah, dan meminta bantuan dan tindakan cepat dari pemerintah Jerman.
Sebelum serangan epik yang dilakukan oleh Hamas di “Israel” pada Sabtu (7/10), wanita yang gemar berpakaian seksi ini tengah merayakan Festival Supernova di dekat Kibbutz Re’im bersama pacarnya yang asal Meksiko, Orion Hernández, dan teman-teman lainnya di sebuah festival musik elektronik. (zarahamala/arrahmah.id)