Selama beberapa hari terakhir, foto Shamil Tsuneoka, seorang jurnalis lepas Jepang yang meliput jihad di Suriah, telah beredar di jejaring sosial. Beberapa gambar menunjukkan dia tengah bersama para pemimpin kelompok jihad Suriah, atau berpose dengan senapan di depan salah satu bendera tauhid yang digunakan oleh Al-Qaeda. Hubungan dekatnya dengan mujahidin membuat dia bisa memasuki akses yang belum pernah dimasuki jurnalis manapun sebelumnya.
Tsuneoka memang bukan satu-satunya orang Jepang yang pergi ke medan jihad Suriah. Pada bulan-bulan pertama pecahnya konflik, ada laporan dari seorang sopir truk Jepang yang terlibat dalam “pariwisata perang”. Orang itu adalah seorang jurnalis Jepang yang memeluk Islam dengan disaksikan oleh Tentara Pembebasan Suriah. Selain itu, ada seorang jurnalis lainnya yang dikabarkan gugur di Aleppo.
Namun, Tsuneoka berbeda dengan yang lainnya, karena dia luar biasa dekat dengan mujahidin dari kelompok As-Syam Junud (Tentara Syam) dan Daulah Islam Irak dan Syam yang juga dikenal sebagai Islamic State in Iraq and Sham (ISIS). Kelompok jihad ini, yang biasanya sangat waspada terhadap wartawan, tampaknya memberikan dia kemudahan untuk meliput dan melaporkan perkembangan jihad di sana.
Foto-foto yang dia posting secara online mengundang sejumlah tanggapan yang menyebut bahwa dia telah bergabung dengan Mujahidin Al-Qaeda. Namun Tsuneoka menyatakan bahwa dia tidak bergabung dengan kelompok jihad manapun.
Bagaimanapun, kedekatannya dengan mujahidin telah memudahkannya meliput jihad di seluruh dunia selama dua puluh tahun terakhir. Mohamed (bukan nama sebenarnya), pemimpin kelompok jihad di wilayah Latakia, mengatakan kepada FRANCE 24 bahwa Shamil Tsuneoka telah sepenuhnya diterima oleh mujahidin ISIS.
“Dia berbeda. Orang ini bisa pergi ke manapun yang dia inginkan di wilayah Daulah Islam Irak dan Syam. Tentu saja, selalu ada seseorang yang menyertai dia, tapi dia benar-benar bebas memilih untuk melakukan apapun dan saudara-saudara mujahidin memercayai dia sepenuhnya.”
“Saya pikir itu karena fakta bahwa dia memperkenalkan dirinya sebagai seorang Muslim sejak awal, dan juga berkat liputannya yang obyektif mengenai Daulah Islam Irak dan Syam.” (banan/arrahmah.com)