MOSUL (Arrahmah.com) – Untuk pertama kalinya, jamaah dapat kembali bersujud melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid tertua di kota Mosul, Kamis (13/5/2021). Ini bisa terjadi setelah perang besar koalisi internasional membumihanguskan kelompok militan Islamic State (ISIS) disana.
Sekelompok pria masuk dengan diam-diam dan duduk untuk mendengarkan pembacaan Al Quran di masjid yang dibangun pada era Umayyah di abad ke-7.
“Pesannya jelas, masjid al Masfi adalah episentrum Islam dan simbol daerah. Tidak hanya Islami, tapi juga simbol kota,” kata Ahmed Najem, seorang akademisi lokal, usai shalat, dikutip dari Reuters (13/5)
Hampir seluruh masjid hancur akibat serangan udara dan pertempuran darat antara koalisi internasional dengan ISIS yang merebut Mosul dari Irak.
Seperti banyak peninggalan dan bangunan keagamaan lainnya di Kota Tua, bangunan ini dibiarkan rusak, dengan dinding yang runtuh dan gundukan puing.
Para aktivis lokal mengatakan ini karena alokasi dana yang tidak mencukupi untuk merekonstruksi kehancuran massal di ibukota provinsi Nineveh ini.
Relawan dari kelompok lokal yang berkampanye untuk renovasi Kota Tua menyapu lantai dan meletakkan permadani menjelang shalat Idul Fitri.
“Kami senang Idul Fitri dan perayaan lainnya, tapi ada juga yang bersedih karena kerusakan besar di Mosul hingga saat ini,” kata Ayyub Dhanun, salah satu relawan.
Kelompok relawan banyak bermunculan di Mosul pasca militan ISIS dikalhkan tahun 2017. Mereka banyak yang mengkampanyekan dana untuk membangun kembali warisan arsitektur dan identitas kota.
Selain itu, mereka pun terus meminta bantuan agar mayat-mayat yang masih banyak di bawah reruntuhan bangunan dapat diangkat.
Hingga 3 tahun berselang, otoritas Irak masih belum bisa sepenuhnya membersihkan ribuan mayat manusia yang terkubur di bawah bangunan yang hancur karen serangan udara koalisi iternasional. (hanoum/arrahmah.com)