DHAKA (Arrahmah.com) – Sekitar 31 pengungsi Rohingya telah hidup dalam kondisi mengenaskan, terdampar di perbatasan Bangladesh dan India selama tiga hari terakhir, menurut laporan media setempat, Senin (21/1/2019).
Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF) mencoba mendorong mereka melewati garis perbatasan sementara Pasukan Perbatasan Bangladesh (BGB) menggagalkan upaya tersebut, membuat puluhan pengungsi terdampar di tanah tak bertuan di bawah langit terbuka.
Ketidakpastian membayangi nasib pengungsi Rohingya saat pertemuan antara pasukan perbatasan kedua negara pada Minggu (20/1) berakhir dengan tidak jelas.
Rohingya yang terlantar menunjukkan kartu identitas nasional mereka yang dikeluarkan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di India, surat kabar lokal Daily Star mengutip seorang pejabat senior BGB tanpa menyebutkan nama.
Daily Star juga mengklaim telah mengumpulkan foto salah satu kartu identitas yang dikeluarkan oleh UNHCR India, yang menunjukkan nama pembawa sebagai Abdur Shakur dan negara asalnya adalah Myanmar.
BGB dan BSF telah mengerahkan pasukan tambahan dan meningkatkan patroli di daerah yang telah menyebabkan situasi menegang di antara penduduk setempat, Star menambahkan.
Setidaknya 1.300 Muslim Rohingya dilaporkan telah menyeberang ke Bangladesh dari India sejak awal tahun karena takut akan deportasi paksa ke Myanmar.
Sekitar 40.000 Rohingya diyakini telah berlindung di India selama bertahun-tahun, menurut laporan media.
India, yang bukan merupakan penanda tangan Konvensi Pengungsi PBB, dilaporkan telah menangkap 230 Rohingya pada 2018 – angka tertinggi dalam beberapa tahun.
Petugas humas BGB, Mohsin Reza, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa batalion yang bekerja di perbatasan itu mengetahui situasi tersebut dan mereka berusaha mengatasi krisis. (Althaf/arrahmah.com)