ALJIR (Arrahmah.com) – Pada Senin (16/4/2018), Liga Aljazair untuk Pertahanan Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa 400.000 anak putus sekolah setiap tahunnya. Putus sekolah terjadi karena beberapa alasan, meskipun sejumlah besar uang negara telah dialokasikan untuk sektor ini.
Dalam sebuah pernyataan saat memperingati Hari Pengetahuan Nasional pada 16 April, menyatakan statistik resmi menunjukkan bahwa 400.000 anak putus sekolah setiap tahun, dan hanya 250.000 yang melanjutkan ke pelatihan profesional (pelatihan di bidang kerajinan tangan), lansir MEMO.
Laporan itu menambahkan bahwa putus sekolah sangat tingi di pedesaan karena letaknya yang terpencil dan tingkat kemiskinan yang tinggi.
“Kami juga mencatat bahwa di banyak daerah, ruang kelas tidak dilengkapi dengan listrik, air atau pemanas, atau toilet dan perawatan medis,” lanjut pernyataan tersebut.
Ada 8,5 juta siswa dalam tiga tahap pendidikan di Aljazair (dasar, menengah dan sekunder), menurut statistik terbaru untuk tahun akademik saat ini. angka putus sekolah mencapai 4,7 persen.
Organisasi hak asasi manusia menunjukkan bahwa ada alasan lain untuk putus sekolah, seperti masalah kepadatan di ruang kelas, karena jumlah siswa dalam satu ruang kelas mencapai sekitar 48 siswa.
Menurut organisasi, putus sekolah adalah masalah paling serius dalam sistem pendidikan negara.
Laporan itu melanjutkan bahwa sektor pendidikan menghadapi krisis meskipun sejumlah besar dana telah dialokasikan untuk sektor ini, dengan anggaran 7 miliar dollar per tahun.
Organisasi hak asasi manusia menyerukan kepada Kementerian Pendidikan untuk membuka pintu bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam mereformasi sistem pendidikan di negara tersebut dengan meninjau kembali “tujuan, sasaran, sarana, program, kurikulum dan sumber daya manusia”. (haninmazaya/arrahmah.com)