Oleh: Endah Sulistiowati (Direktur Moslemah Voice)
(Arrahmah.com) – “Kiper adalah sosok terunik dalam sepak bola. Posisi itu minim pujian waktu tim juara dan banjir hujatan saat kalah”. (Kurnia Meiga)
Siapa yang tak kenal Kurnia Meiga, sosok kiper tangguh yang memperkuat tim nas Indonesia di perhelatan Piala AFF 2016. Meiga adalah sosok yang bermental baja. Kiper Arema Cronus tersebut selalu tegar menerima hujatan. Kritik yang menjurus pada hinaan kerap diterima Meiga dengan lapang dada.
Namun sudah selayaknya Kurnia Meiga masuk sebagai kandidat Kiper Terbaik ISC A 2016 mewakili Arema Cronus, karena memang debutnya selama ini sudah diakui khalayak persepak bolaan Indonesia. Dua kandidat lain adalah Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta) dan Gerri Mandagi (Mitra Kukar).
Bahkan ada beberapa kiper dunia yang tercatat sebagai kiper legendaris. Sebut saja Lev Yashin (Uni Soviet/Russia)Selama berkarir dalam sepak bola, dia juga banyak memenangkan piala. Ia juga telah menepis lebih dari 150 serangan penalti. Ada juga Gordon Banks (Inggris) adalah kiper paling hebat sepanjang masa versi Soccer Blog, dia hidup di jaman Pele. Kemudian Peter Schmeichel (Denmark) merupakan kiper terhebat karena karirnya yang sukses dan kemampuannya yang fantastis. Dengan badan tinggi besar, ia membawa Manchester United meraih treble winner pada musim 1997-1998 dan membawa Denmark juara Piala Eropa 1992. Ia pun juga telah mendapat predikat kiper terbaik dunia empat kali pada tahun 1992, 1993, 1997, 1999.
Penjaga gawang atau sering disebut Kiper (dalam sepak bola) adalah salah satu posisi dalam berbagai olahraga berkelompok seperti sepak bola, hoki dan polo air. Tugas seorang penjaga gawang adalah mencegah bola masuk ke gawang. Penjaga gawang adalah palang pintu terakhir bagi lawan sebelum memasukkan bola ke gawang. Namun pernahkah kita melihat para kiper ini, diangkat dan dielu-elukan atas jasa mereka menghalau bola? Hampir tidak pernah. Justru para striker lah yang dianggap pahlawan ketika dia berhasil memasukkan bola kegawang lawan.
Begitu pula sosok ibu, minim sekali pujian atau penghargaan, namun lekat dengan hal-hal yang kontroversial. Beberapa waktu terakhir kondisi ibu sangat memprihatinkan, disektor domestik (rumah) dia harus mengurus anak-anak dan suaminya, menyiapkan makanan siap santap dan menyediakan hunian yang nyaman. Disektor sosial Ibu dihadapkan pada permasalahan ekonomi yang kompleks, dia dihimpit biaya hidup yang mahal dengan uang belanja yang pas-pasan. Belum lagi kalau melihat gaya hidup masyarakat yang serba konsumtif, maka seorang Ibu harus pandai mengarahkan biduk rumah tangganya ketempat yang aman, sehingga semua yang berada di dalamnya terbebas dari ganasnya zaman yang serba kapitalis ini.
Memang seorang Ibu itu harus pintar, lihai memainkan perannya serta punya insting yang tajam. Ya sebagaimana penjaga gawang, dia harus bisa membaca kearah mana bola ini akan ditembakkan atau
jikalau tidak, siap-siap saja gawangnya akan kebobolan. Begitu pula ibu, dia harus bisa menjaga rumah dan penghuninya dari berbagai serangan dari luar.
Artinya, posisi Ibu merupakan penentu mau diolah seperti apakah sebuah keluarga itu. Apakah diolah sebagai keluar konsumtif, ekonomis, materialis maupun religius, tergantung kepiawaiannya dalam meramu strategi. Apakah dia mau menyerang, bertahan, atau ikut arus kemana bola kehidupan ini mau dioper. Atau Ibu mampu bermain cantik tanpa terlibat dalam permainan, namun tujuan hidup bisa tercapai. Mungkin lelah, jenuh, bahkan mungkin sedikit stress menjalani peran ini. Ditambah lagi tidak ada piala atau medali yang diperuntukkan untuknya.
Namun para ibu harus yakin, bahwa peran dia adalah faktor penting dalam mempersiapkan generasi yang cemerlang, sebagaimana keyakinan para kiper. Tanpa ibu roda keluarga tidak akan berputar, dan tanpa kiper permainan sepak bola tidak akan berjalan.
Semua orang mengenal Imam Syafi’i, tapi mungin mereka tidak tahu siapa ibunya, orang pasti tahu siapa Imam Bukhari, tapi mungkin mereka tidak tahu siapa ibunya, orang pasti mengenal Muhammad Al Fatih, tapi sangat langka yang mengenal ibunya. Itulah kebesaran Ibu, namanya mungkin tidak tercatat dalam sejarah, namun dia mampu mengantarkan orang-orang yang dia cintai menorehkan sejarah. Maka patutlah Ibu dinobatkan sebagai penjaga gawang keluarga yang paling fenomenal sepanjang masa.
(*/arrahmah.com)