ARAB SAUDI (Arrahmah.com) – Seperempat juga Muslim Burma telah melarikan diri ke Arab Saudi setengah abad lalu demi menyelamatkan diri dari penganiayaan hanya dikarenakan agama dan etnis mereka berbeda dengan mayoritas warga Buddha Myanmar.
Al-Alarabiya melaporkan bahwa masyarakat Muslim Burma yang mengungsi setengah abad lalu kini telah menyatu dengan masyarakat Muslim di Saudi, terutama di kota Makkah.
Ibrahim, salah satunya, yang berkat pertolongan Allah (Subhanahu wa Ta’la) berhasil bergabung dengan masyarakat Saudi hingga fasih berbahasa Arab.
“Bahasa Arab, Al-hamdulillah, kami mempelajarinya di sini, Al-hamdulillah, kami tumbuh di sini. Dan, dengan itu, kami tidak lupa bahasa asli kami, yang mana bahasa Rohingya. Adapun adik (perempuan) saya, dia menikah dengan seorang berkebangsaan Saudi, dan Saya, Al-hamdulillah, bertunangan dengan (seseorang) dari keluarga Saudi,” tuturnya kepada Al Arabiya.
Abu al-Shamaa Abdulmajid al-Arkani, adalah pemimpin masyarakat Rohingya di Arab Saudi.
Dia menambahkan bahwa perubahan undang-undang kediaman Arab Saudi telah mengurangi kesempatan kerja bagi masyarakat Rohingya selama tiga dekade lalu. Namun pemerintah Saudi terlihat menjanjikan akan mengintegrasikan Muslim Burma ke dalam pendidikan umum, kesehatan, dan pekerjaan.
Pihak berwenang Saudi telah memutuskan untuk mengakui masyarakat Rohingya sebagai warga di bawah perlindungan kerajaan, yang artinya mereka tidak perlu mematuhi peraturan kediaman.
Poin pentingnya, ini membuktikan bahwa penganiayaan masyarakat Muslim Rohingya di Burma telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama yang hingga saat ini belum berakhir. (siraaj/arrahmah.com)