BAMAKO (Arrahmah.com) – Uni Afrika telah mengangkat penangguhan Mali dari blok dan mengatakan rencananya untuk intervensi militer untuk “membantu” Mali merebut kembali wilayah utara yang kini berada di bawah kekuasaan Mujahidin.
Sebelumnya Uni Afrika menangguhkan keanggotaan Mali di bulan Maret, beberapa hari setelah kudeta militer, di mana para tentara memberontak terhadap presiden Amadu Toumana Toure dan mengatakan akan mengembalikan keanggotaan jika konstitusi sudah dipulihkan.
Namun hingga kini negara di Afrika Barat itu masih mengalami krisis.
Kepemimpinan di Bamako masih terbagi setelah kudeta yang menggulingkan presiden dan wilayah utara negara tersebut berhasil dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata termasuk Mujahidin AQIM.
Berbicara di Addis Ababa, ibukota Ethiopia, Ramtane Lamamra, Komisioner Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika mengatakan Dewan Perdamaian dan Keamanan (PSC) Uni Afrika memtuskan untuk mengangkat penangguhan Mali dari aktivitas Uni Afrika.
“Oleh karena itu Mali diundang untuk berpartisipasi secara penuh.”
Lamamra bericara setelah pertemuan dengan para menteri dari anggota PSC Uni Afrika yang juga mendukung “konsep strategis” untuk “membantu” keamanan dan ketertiban di Mali.
Dokumen tersebut menyebutkan kembalinya Mali ke pangkuan Uni Afrika akan “membantu” membangun otoritas politik inklusif.
“Kami tengah bekerja untuk menyelesaikan perencanaan bersama untuk penyebaran pasukan awal Uni Afrika yang memimpin pasukan internasional untuk membantu Mali memulihkan wilayah-wilayah pendudukan di Utara,” klaim Nkosazana Dlamini-Zuma, Ketua Komisi Uni Afrika.
“Pada saat yang sama, kami membuka pintu bagi kelompok-kelompok pemberontak Mali yang bersedia bernegosiasi,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengatakan pada Selasa (23/10/2012) bahwa Eropa harus membantu memulihkan keamanan Mali dan memberian dukungan melalui pelatihan militer untuk misi yang dipimpin Uni Afrika.
Hal ini menunjukkan bahwa Uni Afrika secara resmi akan memerangi Mujahidin Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM) yang telah menguasai beberapa wilayah di utara Mali, sama seperti yang mereka lakukan dengan Mujahidin di Somalia. (haninmazaya/arrahmah.com)