PULWAMA (Arrahmah.com) – Setidaknya sembilan orang termasuk tiga pejuang Kashmir, empat tentara pendudukan India dan seorang polisi tewas dalam pertempuran senjata di Kashmir yang diduduki India.
Pertempuran pada Senin (18/2/2019) di desa Pinglan, distrik Pulwama, terjadi beberapa hari setelah 42 tentara musyrik India tewas dalam operasi syahid -serangan terburuk dalam 30 tahun konflik Kashmir.
Seorang pejabat senior militer India mengatakan kepada Al Jazeera bahwa operasi melawan pejuang Kashmir diluncurkan Senin (18/2) pagi setelah masukan intelijen mengenai kehadiran mereka di sebuah rumah di desa Pinglan. Operasi berakhir pada malam hari.
Seorang pejabat polisi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa wakil inspektur jenderal polisi Amit Kumar terkena peluru di kakinya.
“Seorang brigadir militer juga terluka dalam pertempuran itu,” tambahnya.
Penduduk di desa Pinglan mengatakan bahwa tiga rumah dan satu kandang sapi diledakkan oleh angkatan bersenjata, dan salah satu pemilik rumah, Mushtaq Ahmad (30) yang mengelola toko unggas di desa itu, juga tewas.
“Rumahnya adalah salah satu yang diledakkan, dia diselamatkan oleh dua anak yang berusia tiga dan empat tahun. Dia diseret keluar dari rumahnya pagi-pagi oleh tentara dan dibunuh. Anak laki-laki lain juga terkena peluru di kakinya,” ujar Ghulam Nabi, seorang penduduk setempat, mengatakan kepada Al Jazeera.
Polisi dalam sebuah pernyataan mengklaim bahwa warga sipil tersebut terbunuh setelah pejuang Kashmir “menembak tanpa pandang bulu”.
Para pejabat mengatakan bahwa para pejuang yang menjadi target berasal dari kelompok Jaish-e-Mohammad (JeM) yang diduga melakukan serangan mematikan terhadap konvoy paramiliter India pada 14 Februari lalu yang menewaskan 42 tentara.
Sejak awal tahun ini, ada 14 pertempuran senjata di Kashmir. Menurut klaim militer India, sejauh ini jumlah korban tewas dari kalangan pejuang Kashmir berjumlah 31 orang, sementara pasukan keamanan 49 orang.
Warga sipil yang mengajukan keberatan dengan operasi militer semacam itu, ditahan oleh otoritas pendudukan India.
“Beberapa rumah telah diledakkan. Banyak pemuda yang melakukan aksi protes telah ditangkap. Ada pengamanan yang ketat dan kami dipaksa terus berada di dalam rumah kami,” ujar Abdul Hamid (50).
“Kami takut serangan balasan dari tentara Kashmir,” ujar Hamid. (haninmazaya/arrahmah.com)