GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan “Israel” membombardir Gaza selatan pada Selasa (14/11/2023) setelah tank-tank maju ke gerbang rumah sakit terbesar di wilayah utara di mana para pejabat kesehatan mengatakan puluhan pasien, termasuk bayi, meninggal karena kurangnya listrik dan pertempuran sengit, lapor Reuters.
Setidaknya 13 orang tewas ketika pasukan “Israel” menargetkan rumah mereka di kota selatan Khan Yunis, kata pejabat Kementerian Kesehatan. Militer juga menempatkan tank-tank di luar Rumah Sakit Al-Shifa, pusat medis utama Kota Gaza, yang menurut “Israel” terletak di atas terowongan yang menjadi markas pejuang Hamas yang menggunakan pasien sebagai tameng. Klaim tersebut belum dibuktikan kebenarannya dan telah dibantah oleh staf medis di rumah sakit dan pengamat internasional yang mengunjungi fasilitas tersebut. Hamas juga membantah klaim tersebut.
Militer “Israel” mengatakan pihaknya sedang mengoordinasikan pemindahan inkubator ke Gaza, sebagai upaya untuk memungkinkan evakuasi bayi baru lahir dari rumah sakit. Namun, “Israel” terus melarang pengiriman bahan bakar penting ke Jalur Gaza, dan menargetkan panel surya yang menyediakan energi untuk fasilitas medis.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra, yang berada di dalam rumah sakit Al Shifa, kemarin mengatakan 32 pasien meninggal dalam tiga hari sebelumnya, termasuk tiga bayi baru lahir. Setidaknya 650 pasien masih berada di dalam, tambahnya.
Dalam komentar pertamanya sejak kematian pasien yang dilaporkan di Al Shifa, Presiden AS Joe Biden mengatakan rumah sakit harus dilindungi.
“Harapan dan ekspektasi saya adalah tindakan yang tidak terlalu mengganggu akan berkurang terhadap rumah sakit dan kami tetap berhubungan dengan “Israel”,” kata Biden kepada wartawan kemarin.
“Juga ada upaya untuk mendapatkan jeda dalam menangani pembebasan tahanan dan hal itu juga sedang dinegosiasikan, dengan pihak Qatar,” tambahnya. “Jadi saya tetap berharap tetapi rumah sakit harus dilindungi.”
Kemarin, militer “Israel” merilis video dan foto yang dikatakan sebagai senjata yang disimpan Hamas di ruang bawah tanah Rumah Sakit Al-Rantisi, sebuah rumah sakit anak yang mengkhususkan diri dalam pengobatan kanker.
Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya, Hamas mengatakan video tersebut menunjukkan “adegan palsu yang menyesatkan opini publik”, dan menambahkan bahwa itu adalah “upaya yang gagal” oleh “Israel” untuk membenarkan penargetan rumah sakit. (zarahamala/arrahmah.id)