CALIFORNIA (Arrahmah.id) — Mantan Miss Irak, Sarah Idan, telah secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Distrik 30 California pada pemilu November 2024.
Maju lewat Partai Demokrat, dia menyebut dirinya wanita Zionis Muslim sekuler yang percaya pada kebebasan.
Dilansir Middle East Eye (9/6/2023), Idan saat ini tinggal di Los Angeles dan merupakan pendiri Humanity Forward, sebuah organisasi bipartisan nirlaba yang berkomitmen untuk membangun jembatan antara Muslim dan Yahudi untuk melampaui batas dan mempromosikan rekonsiliasi, toleransi, saling pengertian, dan perdamaian.
Kursi yang dia incar saat ini dipegang oleh Adam Schiff, yang akan maju mencalonkan diri sebagai Senat.
Schiff, yang merupakan ketua Komite Intelijen Parlemen pada tahun 2021, menyambut baik janji pemerintah AS untuk merilis laporan yang tidak diklasifikasikan tentang siapa yang membunuh jurnalis pembangkang Arab Saudi; Jamal Khashoggi, dan menyerukan agar dokumen itu dipublikasikan tanpa penundaan.
Idan mengatakan kepada outlet berita Yahudi AS, The Algemeiner, Jumat (9/6), bahwa jika dia menang, dia akan menjadi imigran perempuan Irak pertama dan Zionis Muslim sekuler dalam sejarah yang terpilih menjadi anggota Kongres.
Pada 2017, Idan adalah kontestan Miss Universe dan meengunggah foto dirinya bersama Miss Israel, Adar Gandelsman, yang pada saat itu membuatnya menerima ancaman pembunuhan.
Dia mengatakan kepada The Algemeiner bahwa dia dipaksa meninggalkan negara asalnya dan kewarganegaraan Iraknya dicabut.
Pada tahun 2020, dia menimbulkan kontroversi secara daring setelah mengunggah foto dengan kepala Mossad Israel di Gedung Putih selama upacara normalisasi yang ditengahi AS antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain.
Dia mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa dia mencalonkan diri untuk kursi Kongres adalah karena Partai Demokrat telah “dibajak” oleh anggota “The Squad”, termasuk anggota Kongres wanita Muslim Rashida Tlaib dan Ilhan Omar.
Kesetaraan gender, hak pengungsi, toleransi beragama, dan penderitaan minoritas yang teraniaya di Timur Tengah adalah beberapa isu yang penting bagi Idan.
Dia mengatakan dia ingin membawa perhatian dan sumber daya untuk masalah tersebut, baik di dalam maupun luar negeri.
“Sebagai seorang aktivis yang terlibat dan berasal dari Timur Tengah, saya akan mewakili gambaran yang lebih realistis tentang apa yang terjadi daripada orang-orang yang datang ke sini ketika mereka menjadi pengungsi di usia yang sangat muda dan tidak pernah berurusan dengan apa yang saya alami masih berlangsung hingga hari ini, saya dan keluarga saya,” katanya kepada The Algemeiner.
“Kami membutuhkan Muslim sekuler [di Kongres] dan Muslim yang percaya pada kebebasan dan ingin menjadi suara non-radikal,” paparnya. (hanoum/arrahmah.id)