JAKARTA (Arrahmah.com) – Korban salah tangkap Densus 88, Davit Ashari (19) beserta ibunya Siti Mariyam akhirnya kembali di kediamannya di Gang Kimin, Jalan Palmerah Barat II, Jakarta Barat, setelah ditangkap selama empat hari oleh Tim Densus 88 pada Sabtu lalu 27 Oktober lalu.
Davit dan Ibunda didampingi oleh Tim Pembela Muslim, Achmad Michdan, yang langsung melihat keadaan rumahnya setelah digerebek oleh Tim Densus 88.
Kondisi rumah Davit yang berukuran lima meter x 10 meter itu, terlihat dibagian ruang tamu sudah berantakan dan pakaian berserakan dilantai, begitupula diruang tidur dan dapur.
“Kita masih mencari apa aja yang hilang, yang baru ketahuan bahan-bahan buat kue saya, rencananya buat bikin kue untuk Idul Adha kemarin,” ujar Ibunda Davit, Siti Mariyam kepada arrahmah.com, dikediamannya, Jakarta, Kamis (1/11/2012).
Mariyam menjelaskan, bahan-bahan tersebut diletakkan diatas lemari. “Ada terigu, susu bubuk, baking soda, tepung maizena, coklat chips, gula pasir, dan telur, saya taro di plastik,” jelasnya.
Mariyam pun menyimpulkan, bahwa Tim Densus 88 mengira bahwa tersebut adalah bahan pembuat bom. “Mungkin dikiranya (Polisi) bahan untuk bikin bom, jadinya diambil,” terang Mariyam.
Melihat keadaan Rumah Davit yang sangat berantakan tersebut, Michdan menyesalkan tindakan Densus 88 yangmenurutnya tidak profesional dan tidak sesuai prosedur, ia meminta kepolisian untuk bertanggung jawab.
” Menggeledah seperti ini adalah perbuatan hukum, seharusnya Densus tidak perlu hingga seperti ini, kalau diberantaki ya harus drapihkan kembali, bukan dibiarkan seperti ini” lontarnya.
Sementara itu, Kakak kandung aktifis masjid Nanto yang ikut ditangkap Densus 88 geram dan sedih melihat keadaan rumah teman adiknya tersebut.
“Ini zalim sekali, rumah diberantaki dan dibiarkan seperti ini”ungkapnya menahan haru.
Ari-ari disebut Bom
Keluarga Davit dan masyarakat sekitar menyesalkan pemberitaan media dan pernyataan beberapa pihak yang menyatakan telah ditemukan bom, padahal kenyataannya hanyalah tempat ari-ari ketika anak dari ibu Maryam itu masih kecil.
“Ini Cuma tempat-ari-ari mas, yang terbuat dari tempat cat dan digantung diatas genteng rumah” tutur salah satu warga.
Selain itu, menurut kesaksian warga Densus 88 juga membobol pintu samping rumah Davit yang berfungsi menjadi tempat penanmpunagn barang-barang rongsok yang sudah tidak digunakan keluargnya.
“Ini juga mas, didobrak Densus” ungkap warga yang tidak mau disebut namanya.
Kunjungan ke rumah Davit tersebut, dilakukan TPM dengan didampingi pula oleh Sekjen Forum Umat Islam (FUI) ustadz M AlKhaththath, ustadz Muzakkir dari Solo, dan keluarga Nanto. (bilal/arrahmah.com)