KAIRO (Arrahmah.com) – Pemimpin Koptik menyeru untuk menciptakan sebuah negara Koptik independen di Mesir, lapor Islammemo.
Mereka berencana untuk menggabungkan tanggal pembentukan dengan referendum pada pemisahan diri dari Sudan selatan (di mana militan Kristen bertindak) dan mengumumkan pembentukan badan konstitusional yang melibatkan ratusan Koptik yang tinggal di Mesir dan sekitarnya.
Mereka menyerukan pendirian negara mirip Vatikan yang harus independen dari pemerintah Mesir.
Sebuah harian Mesir melaporkan bahwa sponsor pembentukan sebuah negara “Koptik” adalah para pemimpin Koptik yang dikenal dengan sikap pro-Israel mereka yang secara permanen menyeru untuk campur tangan dalam urusan internal negara untuk melindungi Koptik Mesir.
Di antara mereka adalah Moris Sadek, Ketua Nasional Koptik, ketua sebuah organisasi bernama Camille, ketua saluran TV Kristen yang disebut Path di Carolina.
Pernyataan ini dibuat pada Minggu (9/1/2011) selama pawai yang diselenggarakan oleh Koptik dalam mendukung seruan Paus Benediktus XVI Romawi untuk intervensi internasional untuk melindungi orang-orang Kristen di Mesir sebagai tanda protes terhadap “pembunuhan massal Islam”.
Para pencetus ide pendirian negara Koptik menyatakan :
“Negara akan mencakup pemerintah Koptik sendiri di Mesir. Pejabat negara juga akan bekerja di rumah dan di luar negeri untuk mendukung gagasan penciptaan sebuah negara Koptik Mesir. Ini akan menjadi tingkat yang sama seperti negara Kurdi di Irak”.
Menurut rencana gagasan “kemerdekaan”, Koptik Mesir akan hidup di wilayah yang sama di sepanjang perbatasan Mesir dan akan memiliki organisasi politik yang independen dari otoritas sentral dan didasarkan pada pemerintahan sendiri. Mereka juga akan menciptakan pengadilan Kristen khusus dan menunjuk hakim Kristen yang akan menghakimi menurut apa yang disebut dalam “Kitab suci”.
Hukum, berdasarkan pada “hukum Perancis” yang ditawarkan untuk praktek di pengadilan sipil. Pidana harus menggunakan “hukum internasional” dan berbagai pengadilan lain akan mempertimbangkan litigasi antara Muslim dan Koptik.
Selain pelayanan publik, lembaga lainnya harus didirikan termasuk universitas dan sekolah Koptik.
Dinyatakan bahwa sekolah dan universitan Soptik akan memiliki hak pendidikan terhadap pemuda dan mengajar dalam bahasa Koptik untuk menghapus “bahasa Arab pendudukan”.
Menurut ide, negara Koptik akan mengirim duta besar Koptik ke semua negara di dunia seperti yang dilakukan Vatikan.
Para pemimpin Koptik bertemu dengan kongres AS dan “Komite untuk Praktek Kebebasan Beragama” untuk mendiskusikan kemungkinan dukungan dari AS dan negara Eropa untuk pembentukan negara Koptik ini selama sepekan terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)