DELI SERDANG (Arrahmah.com) – Semalam (22/9/2010) peristiwa mengejutkan terjadi, markas kepolisian Resor Hamparan Perak, Kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara diserang sekelompok orang bersenjata yang tidak dikenal.
Dalam peristiwa ini, sedikitnya tiga polisi yang tengah berjaga-jaga tewas, salah satu diantaranya tertembak lima kali.
“Penyerangan ini sama sekali tidak diduga, dan belum bisa diidentifikasi pelakunya. Sangat mungkin pelakunya sudah terlatih, karena pakai senapan laras panjang,” kata Oegroseno saat di lokasi kejadian, Rabu dini hari.
Setelah penyerangan terjadi, pihak kepolisian mengait-ngaitkan serangan ini dilakukan oleh kelompok “terorisme” yang baru-baru ini digerebek oleh Tim Densus 88. Polisi berupaya menyetir pandangan masyarakat bahwa penyerang adalah “teroris” yang harus diwaspadai, mereka melakukan serangan untuk pembalasan dendam. Walaupun masih sangat dini untuk menyimpulkan siapa pelaku serangan.
“Ini baru pertama kali (menyerang markas polisi). Lama-lama mereka bisa berani menyerang polisi perorangan yang ditemui di jalan,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Iskandar Hasan kepada detikcom, Rabu (22/9).
Irjen Polisi Iskandar Hasan mengklaim kelompok yang diduga teroris ini mempunyai target yang lebih besar. Setelah sebelumnya mereka menyerang orang asing saja, kemudian meningkat menyerang kantor polisi, ke depannya bukan tidak mungkin mereka menyerang TNI.
Sebelumnya, TNI mengecam tindakan Densus 88. Ulah Densus 88 Polri yang datang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) yang terkesan arogan dalam penggerebekan dan penangkapan para tersangka yang diduga pelaku perampokan Bank CIMB Medan mendapat protes serius. Pemprotes, bukan lembaga asal-asalan, tapi TNI AU. TNI AU memprotes arogansi para personel Densus 88 saat berada di Bandara Polonia Medan.
Protes itu disampaikan Komandan Pangkalan TNI AU Udara Medan bertanggal 16 September 2010. Surat protes bernomor B/138/IX/2010/Lanud Medan itu ditujukan kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno dan ditandatangani oleh Komandan Pangkalan TNI AU Medan Kolonel (Pnb) Taufik Hidayat.
Bagaimana pun, tambah Neta, Densus 88 yang turun ke daerah harus berkoordinasi dengan Kapolda setempat. “Dimana pun, kalau ada satuan Kepolisian yang akan melakukan aktivitas di daerah, mereka harus lapor dan koordinasi dengan Kapolda setempat,” imbuhnya.
Menurutnya, tindakan arogan ini akan merusak citra Kepolisian. Padahal seharusnya, saat ini semua komponen Kepolisian bisa bekerjasama dengan baik untuk mengembalikan citra Polri.
“Ini jelas merusak citra polri. Kalau sesama polisi saja sudah arogan, bagaimana kepada masyarakat? Padahal seharusnya mereka menunjukan sikap polisi yang ramah dan mengayomi masyarakat bukan sikap arogan,” kata Neta.
Namun setelah markas kepolisian diserang, Polri berusaha merangkul TNI dan mengatakan bahwa “terorisme” adalah musuh bersama. (haninmazaya/dbs/arrahmah.com)