SARAJEVO (Arrahmah.com) – Seorang imam Bosnia pada Jum’at (20/11/2015) menyeru pemerintah menghentikan “ekstrimisme” dengan kekuatan setelah dua anggota militer di negara itu ditembak mati di dekat barak militer.
Dua tentara tewas pada Rabu (18/11) malam ketika seorang pria menyerang mereka dengan senapan otomatis di dekat barak di Sarajevo sebelum ia membunuh dirinya sendiri.
“Saya mendesak otoritas untuk menghentikan secara paksa (tindakan) mereka yang menyebarkan kebencian dan seruan teror,” ujar Mufti Husein Kavazovic dalam khutbah yang disampaikan di hadapan jamaahnya di Masjid Agung di Sarajevo, lansir AFP.
“Penjahat tidak mewakili siapa pun dari iman dan di atas semua, mereka bukan milik masyarakat kita yang baik dan penuh damai. Memiliki belas kasihan untuk mereka adalah sebuah dosa,” ujarnya.
“Sekarang penting bahwa kita semua harus bangkit dan tidak membiarkan kejahatan untuk menaklukkan kita.”
Otoritas Bosnia mengklaim bahwa penyerang tentara pada Rabu malam memiliki keterkaitan dengan kelompok “ekstrimis” dan bahwa serangan itu hampir pasti adalah aksi “teroris” (baca: dilakukan oleh Muslim). Meskipun hasil penyelidikan belum mengungkapkan apapun dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Muslim membentuk sekitar 40 persen dari jumlah penduduk Bosnia yang mencapai 3,8 juta orang sedangkan sisanya dari negara Balkan ini kebanyakan Ortodoks Serbia atau Katolik. (haninmazaya/arrahmah.com)