TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid mengatakan pada hari Rabu (17/8/2022) bahwa pemerintahnya akan memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Turki, setelah bertahun-tahun hubungan tegang antara negara-negara Mediterania tersebut.
“Diputuskan untuk kembali meningkatkan hubungan kedua negara menjadi hubungan diplomatik penuh dan mengembalikan duta besar dan konsul jenderal dari kedua negara,” demikian pernyataan dari kantor PM Lapid seperti dilansir dari kantor berita AFP (17/8).
Pemimpin negara Yahudi itu memuji terobosan diplomatik tersebut sebagai “aset penting bagi stabilitas regional dan berita ekonomi yang sangat penting bagi warga Israel”.
Pengumuman tersebut menyusul upaya bilateral selama berbulan-bulan untuk memperbaiki hubungan yang mulai retak pada 2008, menyusul operasi militer Israel di Gaza.
Hubungan kedua negara kemudian membeku setelah kematian 10 warga sipil menyusul serangan Israel di kapal Turki, Mavi Marmara, bagian dari armada yang mencoba menembus blokade dengan membawa bantuan ke Gaza pada 2010.
Sebuah perjanjian rekonsiliasi 2016 yang melihat kembalinya para duta besar, gagal pada 2018-2019, ketika lebih dari 200 warga Gaza ditembak mati oleh pasukan Israel selama aksi protes di perbatasan.
Selama kunjungan penting oleh Presiden Israel Isaac Herzog ke Ankara, Turki pada bulan Maret lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pertemuan itu menandai “titik balik dalam hubungan kami”.
Pemerintah Israel tidak segera merinci kapan duta besarnya akan ditempatkan di Ankara. (hanoum/arrahmah.id)