KAMPALA (Arrahmah.com) – Uganda berencana untuk mengirim sebanyak 750 warganya – termasuk 415 perempuan – untuk menunaikan ibadah haji di Mekkah tahun ini.
“Saya tidak sabar untuk sampai ke Mekkah dan melihat makam Nabi Muhammad dan Gunung Arafat serta minum air zamzam,” kata Kasifah Nankumba, (58), kepada Anadolu Agency, Sabtu (19/9/2015).
“Para syekh telah memberitahu kami tentang apa yang akan terjadi. Saya sangat gembira. Saya khawatir saya akan pingsan. “
Selama dekade terakhir, Kasifah telah menabung sedikit demi sedikit dari hasil penjualan ikan asapnya , yang telah ia kelola selama 28 tahun terakhir di pasar Kalerwe dekat Kampala.
Pada tahun 2006, Kasifah mengenang, saat itu ia sedang duduk di pasar, tiba-tiba terbersit dalam pikirannya untuk menunaikan ibadah haji. Namun, dia tidak memiliki tabungan sepeserpun.
Namun, tak lama kemudian, dia berhasil menghubungi seseorang yang dikenal bisa membantu jamaah Muslim melakukan perjalanan ke Mekkah.
Pria, yang dikenal sebagai Haji Musa, memperkenalkan dia kepada manajer Mityana Hijja and Umrah Tour Agency, yang menyarankannya untuk memulai menabung.
Dengan tabungannya yang sedikit demi sedikit itu, mereka mulai membelikan dolar AS untuk Kasifah, dan mereka memberikan kwitansi padanya. Tapi uang tabungan dolarnya masih sangat sedikit.
Pada tahun 2009, Kasifah mendengar tentang seorang pria yang mensponsori jamaah haji dan dia pun langsung mulai mencarinya. Dua hari kemudian, dia pun mendatangi rumah orang tersebut, yang bernama Haji Kajumbi.
“Saya menjelaskan permasalahan saya kepada orang asing ini,” katanya kepada Anadolu Agency. “Tapi, sayangnya, dia tidak bisa membantu saya.”
Dengan kwitansi dolar yang dia bawa di tasnya, dia menunjukkan kepada Haji Kajumbi uang yang berhasil ia tabung lebih dari tiga tahun terakhir.
“Dia mendoakan saya dan berkata bahwa saya harus mulai menabung lebih banyak lagi. Dia memberitahu saya untuk memberikan kepada agen perjalanan haji antara $ 100 dan $ 200,” katanya.
Sejak saat itu, Kasifah mulai melakukan pembayaran setiap empat atau lima bulan.
Pada tanggal 15 Juni, 2015, ia menerima panggilan telepon dari manajer Hijja, yang mengatakan: “Hajjati Kasifah, uang yang Anda tabung sekarang sekarang cukup untuk haji.”
“Saya sedang berada di pasar pada saat itu, duduk di tanah,” kata Kasifah. “Dia menyebut nama saya empat kali, tapi saya terlalu kaget untuk berkata-kata.”
Sekarang Kasifah merasakan kegembiraan yang meluap-luap di Masjid Wandegeya, di mana dia menghadiri briefing perjalanan haji terakhir. Dia berkata: “Ketika saya kembali dari Mekkah, insya Allah, saya akan tinggal di rumah dan melanjutkan ibadah saya [sholat dan berdoa]; Saya tidak akan kembali hanya duduk di tanah dan menjual ikan.”
Sebanyak 750 jamaah Uganda akan menuju Mekkah tahun ini, ini merupakan penurunan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Syekh Ali Juma Shiwuyo di departemen Haji dan Umrah Uganda, selama 1960-an dan 1970-an, ribuan Muslim Uganda menunaikan ibadah haji setiap tahun.
“Presiden Idi Amin Dada sangat mendukung; ia dulu mengirim antara 6.000 dan 10.000 orang Uganda berhaji setiap tahun,” katanya.
“Pada 2014, kami hanya memiliki 957 jamaah [dari Uganda] karena naiknya nilai dolar AS,” katanya. “Tahun lalu, jamaah membayar $ 2178 [untuk haji]; sekarang biayanya $ 4.150. “
Kekurangan angkutan udara nasional Uganda juga menjadi tantangan.
“Selama Presiden Amin, kami memiliki penerbangan nasional, dan dia akan menjamin tersedianya penerbangan ke Mekkah bagi jamaah,” kata Shiwuyo.
“Tapi sekarang kita harus bernegosiasi dengan maskapai asing, dan ini membuat biayanya lebih mahal,” tambahnya.
(ameera/arrahmah.com)