GAO (Arrahmah.com) – Setelah bentrokan di kota Gao antara Gerakan Pembebasan Azawad (MNLA) dan warga sipil serta Mujahidin yang telah merenggut nyawa beberapa Muslim telah selesai, Mujahidin Ansar al-Din dan MNLA mengadakan musyawarah yang ditengahi oleh Amir Ansar al-Din Syaikh Iyad Ag Ghaly untuk menyelesaikan masalah antara kedua belah pihak.
Sanda Ould Boumama, juru bicara Ansar al-Din di Timbuktu, mengkonfirmasi kepada kantor berita Al-Akhbar bahwa ada mediasi antara jama’ahnya dengan MNLA dan masalah antara kedua pihak akan diselesaikan, seperti dilansir AMEF, (4/6/2012).
Namun Ould Boumama tidak mengungkapkan rincian dari musyawarah tersebut dan terkait kembalinya anggota MNLA ke kota di Azawad, ia mengatakan, “adapun kembalinya ke kota-kota itu adalah masalah lain.”
Sementara seorang sumber mengatakan kepada Sahara Media bahwa Amir Mujahidin Ansar al-Din telah berhasil menjadi mediator antara Mujahidin dan MNLA di kota Gao. Sumber itu menambahkan bahwa Syaikh Iyad tiba di kota Gao pada hari Kamis (28/6) dari kota Kidal dengan konvoi Mujahidin sekitar 60 kendaraan untuk bertemu Mujahidin di Gao dan menyelesaikan konflik yang terjadi dengan MNLA.
Kemudian pada hari Sabtu (30/6) Syaikh Iyad meninggalkan kota Gao menuju kamp-kamp MNLA di luar Gao, di mana ia bertemu dengan beberapa kolonel MNLA, Mashikani, Antila dan Al-Salat yang mewakili MNLA.
Lebih jauh sumber itu melaporkan bahwa, dalam musyawarah, Mujahidin mencapai kesepakatan antara kedua pihak untuk menghentikan aksi militer, dengan syarat menulis komitmen resmi untuk tidak menargetkan satu sama lain.
Terkait hal tersebut, Ansar al-Din belum mengeluarkan statemen resmi bagaimana kesepakatan antara kedua pihak tersebut. (siraaj/arrahmah.com)