GAZA (Arrahmah.com) – Ribuan orang Palestina berpartisipasi dalam pemakaman seorang nelayan Palestina yang terbunuh, Ismail Abu Riyala (18), di kamp pengungsi al-Shati di Jalur Gaza pada hari Kamis.
Pawai pemakaman tersebut berangkat dari Rumah Sakit al-Shifa di kota Gaza, di mana jenazah Abu Riyala dikirim pada hari Rabu oleh pemerintah “Israel”, yang telah menahan tubuhnya selama berminggu-minggu.
Orang-orang yang berkabung melambai-lambaikan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan ya ng mengutuk pembunuhan Israel terhadap remaja tersebut.
Abu Riyala dibunuh oleh pasukan Israel pada 25 Februari saat memancing di lepas pantai Jalur Gaza utara.
Riyala sedang berlayar dengan Mahmoud Adel Abu Riyala, yang terluka dengan peluru di dada, dan Ahed Abu Ali, yang dibebaskan beberapa jam setelah penangkapan mereka.
Reuters mengutip juru bicara militer Israel yang mengatakan bahwa sebuah kapal Palestina ditembak “karena telah menyimpang dari zona penangkapan ikan yang ditetapkan” di Jalur Gaza utara.
Sementara itu, perserikatan nelayan Gaza mengatakan bahwa kapal Abu Riyala dijadikan sasaran ketika sedang menuju ke pantai, dan nelayan tidak melanggar batas zona penangkapan ikan.
Sebagai bagian dari blokade Israel di daerah yang terkepung sejak 2007, nelayan Palestina hanya boleh bekerja di dalam zona penangkapan ikan yang terbatas.
Batas dari zona tersebut diputuskan oleh pihak berwenang Israel dan secara historis berfluktuasi, terakhir diperluas dari tiga ke enam mil laut, menyusul sebuah kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri serangan Israel pada tahun 2014 di wilayah Palestina.
Namun, zona penangkapan ikan secara teknis ditetapkan menjadi 20 mil laut menurut Kesepakatan Oslo yang ditandatangani antara Israel dan PA pada awal 1990an.
Uni Palestina Komite Kerja Pertanian (UAWC) mengeluarkan sebuah laporan tahunan pada tahun 2017 yang merinci serangan Israel terhadap nelayan Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, yang menyoroti bahwa “serangan ini menyangkal nelayan mempraktikkan pekerjaan penangkapan ikan mereka dan mengakses sumber mata pencaharian mereka.”
Laporan tersebut menyatakan bahwa pasukan Israel melakukan operasi penembakan dan mengejar ratusan kali nelayan, bahkan saat berada di dalam zona penangkapan ikan yang telah disepakati, hal itu “menyebabkan puluhan korban tewas serta menghancurkan dan menyita kapal dan peralatan memancing.”
Kelompok hak asasi manusia Israel B’Tselem baru-baru ini menyimpulkan bahwa blokade Israel atas Gaza dan “pelecehan terhadap nelayan” telah “menghancurkan sektor perikanan Gaza,” sehingga 95 persen nelayan hidup di bawah garis kemiskinan.
(siraaj/arrahmah.com)