SANA’A (Arrahmah.com) – Kaum kafirin tengah ketar-ketir, mereka takut akan serangan besar Mujahidin Al Qaeda. Setelah Amerika Serikat menutup 22 kantor perwakilannya di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, diikuti oleh Inggris yang menutup Kedubesnya di Yaman, kini Perancis pun mengikuti langkah rekannya.
Perancis mengatakan bahwa mereka akan menutup Kedubesnya di Yaman untuk beberapa hari mulai Ahad ini (4/8/2013) dan mendesak warganya yang berada di negara itu untuk mengambil tindakan pencegahan karena ancaman keamanan yang tinggi.
Keputusan ini muncul setelah langkah serupa oleh Inggris dan Jerman yang mengikuti keputusan AS untuk mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya dan menutup kedutaan sementara.
“Kami memiliki elemen-elemen yang membawa kami untuk meyakini bahwa ada ancaman yang sangat serius dan negara-negara lain juga telah mengambil langkah serupa,” ujar presiden Perancis, Francois Hollande selama kunjungna npada Sabtu (3/8) ke barat daya Perancis.
“Oleh karena itu, kedutaan (di Yaman) akan ditutup selama beberapa hari. Kami juga sadar bahwa kami harus menjaga kewaspadaan tinggi dalam beberapa minggu mendatang.”
Juru bicara kementerian luar negeri Perancis juga menegaskan langkah itu.
Interpol yang berbasis di Perancis, pada Sabtu (3/8) mengeluarkan peringatan keamanan global, menasehati negara-negara anggota untuk meningkatkan kewaspadaan akan kemungkinan serangan besar setelah serangkaian serangan ke penjara Irak, Libya dan Pakistan oleh Mujahidin yang berhasil membebaskan ratusan tahanan Muslim.
Penyerangan terhadap penjara di Pakistan terjadi pada 31 Juli lalu dalam operasi yang dipimpin oleh Mujahidin Taliban dan di Irak, penjara Abu Ghraib diserang pada 22 Juli. Sekitar 500 tahanan Muslim di antaranya para petinggi Al Qaeda, berhasil dibebaskan.
Lebih dari 1.100 tahanan juga dibebaskan di pinggiran kota Benghazi pada 27 Juli lalu.
Uni Eropa mengatakan bahwa mereka akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” menyusul pengumuman AS. (haninmazaya/arrahmah.com)