SAN FRANCISCO (Arrahmah.id) – Elon Musk berencana mulai memberhentikan sejumlah karyawan Twitter segera setelah Sabtu (29/10/2022), empat orang karyawan yang mengetahui masalah tersebut mengatakan beberapa manajer diminta untuk menyusun daftar karyawan yang akan dipotong.
Musk, yang menyelesaikan kesepakatan $44 miliar untuk membeli Twitter pada Kamis (27/10), telah memerintahkan pemangkasan karyawan dengan beberapa tim yang akan dipangkas lebih dari yang lain, kata tiga orang, yang menolak disebutkan namanya karena takut. Skala PHK tidak dapat ditentukan. Twitter sendiri memiliki sekitar 7.500 karyawan.
Isu PHK atas karyawan Twitter telah berhembus kencang sejak Musk setuju untuk membeli perusahaan ini pada April. Miliarder yang juga pemilik mobil listrik Tesla dan perusahaan roket SpaceX, mengatakan kepada investor bahwa ia akan menjadikan Twitter lebih privat, mengurangi tenaga kerjanya, membatalkan aturan moderasi kontennya, dan menemukan aliran pendapatan baru.
PHK di Twitter akan terjadi sebelum tanggal 1 November ketika karyawan dijadwalkan untuk menerima hibah saham sebagai bagian dari kompensasi mereka. Hibah semacam itu biasanya mewakili porsi yang signifikan dari gaji karyawan. Dengan memberhentikan pekerja sebelum tanggal tersebut, Musk dapat menghindari pembayaran hibah, meskipun ia seharusnya membayar uang tunai kepada karyawan sebagai pengganti saham mereka di bawah ketentuan perjanjian merger.
Twitter dan perwakilan Musk belum menanggapi permintaan komentar.
Ross Gerber, kepala eksekutif Gerber Kawasaki Wealth and Investment Management, mengatakan dia diberitahu oleh Jared Birchall, penasihat Musk, bahwa PHK akan dilakukan di Twitter. “Saya diberitahu bahwa sekitar 50 persen orang akan diberhentikan,” katanya. Gerber mengatakan perusahaannya telah menginvestasikan kurang dari $1 juta untuk membantu membiayai akuisisi Twitter oleh Musk.
Musk telah bergerak cepat sejak mengambil alih kepemilikan Twitter. Dia tiba di kantor pusat Twitter di San Fransisco pada Rabu (26/10) dan mulai bertemu dengan karyawan. Kamis malam (27/10), dia memecat CEO Twitter, Direktur Keuangan, dan eksekutif lainnya. Dia juga telah mengajukan permohonan kepada pengiklan yang merupakan sumber terbesar pendapatan Twitter, untuk memberi tahu mereka bahwa platform tersebut akan menjadi tujuan periklanan yang lebih elegan.
Musk juga meluangkan waktu untuk mengevaluasi area lain dari Twitter, seperti memutuskan posting apa yang harus dipertahankan dan dihapus di situs. Awalnya dia mengatakan bahwa dia ingin Twitter menjadi tempat bebas untuk semua jenis komentar dan akan membawa kembali pengguna yang sudah di-blacklist, termasuk mantan presiden Donald Trump. Namun pada Jumat (28/10), Musk menjelaskan bahwa perubahan seperti itu tidak akan segera terjadi. Sebagai gantinya, dia mengumumkan bahwa dia berencana membentuk dewan untuk menangani pertanyaan seputar konten dan tidak akan segera mengembalikan pengguna yang telah diblok.
Musk juga tampaknya mungkin tidak akan segera membayar pesangon yang akan diterima oleh para eksekutif Twitter yang dipecat. Di bawah perjanjian merger, para eksekutif tersebut—termasuk CEO Parag Agrawal—telah ditetapkan untuk menerima kompensasi sebesar $20 juta hingga $60 juta jika mereka dipecat. Akan tetapi Musk memberhentikan para eksekutif karena suatu alasan, yang berarti dia melakukannya dengan sejumlah pembenaran yang dapat membatalkan perjanjian itu, ungkap dua sumber yang tak mau disebutkan namanya.
Para eksekutif tersebut, yang juga termasuk mantan Direktur Keuangan Ned Segal, mantan Penasihat Umum Sen Edgett, dan mantan Direktur Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde, sedang mempertimbangkan langkah mereka selanjutnya, ungkap satu sumber lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)