TEL AVIV (Arrahmah.com) – Lebih dari 350 tentara “Israel” yang terlibat dalam serangan ke Jalur Gaza tahun telah menerima konseling kejiwaan akibat stres pasca-trauma, demikian ungkap laporan “Israel”, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Kamis (5/3/30251)
Laporan yang diterbitkan di surat kabar “Israel” itu mengungkapkan bahwa tentara “Israel” telah menjalani pengobatan untuk gejala yang berhubungan dengan stres pasca-trauma, termasuk disorientasi, produktivitas yang rendah dan sering mengalami mimpi buruk.
Sejumlah tentara itu telah menjalani pengobatan untuk trauma, menurut laporan tersebut.
Surat kabar itu mengutip pernyataan seorang pejabat senior “Israel” yang mengatakan bahwa jumlah tentara “Israel” yang menerima perawatan psikiatris setelah serangan musim panas lalu di Gaza lebih banyak dibandingkan mereka yang terlibat dalam operasi sebelumnya.
Pejabat yang memegang posisi senior di departemen psikiatri militer “Israel” itu mengatakan bahwa “ratusan” tentara telah menjalani perawatan psikiatris akibat “stres berat” selama serangan musim panas lalu yang berlangsung selama 51 hari.
Dia juga mengungkapkan bahwa sebanyak 80 persen dari para prajurit yang harus mendapatkan perawatan itu menjalani rehabilitasi secara penuh dan dikembalikan ke layanan.
Perawatan itu dilakukan di Basis Militer Reim di “Israel” selatan di mana tentara yang terkena dampak itu menjalani terapi hingga delapan jam setiap hari.
Tahun lalu pada bulan Juli, pemerintah “Israel” meluncurkan perang 51 hari ke Jalur Gaza. Lebih dari 2,160 orang Palestina – kebanyakan dari mereka adalah warga sipil – terbunuh dan sebanyak 11.000 menderita luka-luka dalam serangan itu. Serangan itu berakhir setelah adanya kesepakatakan gencatan senjata pada 26 Agustus.
Sementara itu, sebanyak 73 orang “Israel” – 68 tentara dan lima warga sipil – juga tewas dalam serangan tersebut. Sebanyak 2.522 orang “Israel” terluka, termasuk diantaranya 740 personel militer.
(ameera/arrahmah.com)