SURAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah penantian selama 17 hari, jenazah Fonda Amar Solikhin alias Ponda alias Dodo (22) yang meninggal di Poso beberapa waktu lalu akhirnya dapat dipulangkan.
Mengutip Panjimas.com, Nusaibah, keluarga almarhum Dodo menyampaikan kabar bahwa jenazah sudah bisa dipulangkan pada hari ini.
Meski sedang diliputi duka, namun mereka merasa gembira bisa memulangkan jenazah Fonda, setelah penantian yang cukup lama.
“Alhamdulillah, dengan penantian yang lama dan perjuangan bersama, dengan izin Allah, jenazah sudah bisa dikeluarkan dan bisa dibawa pulang ke Solo,” ujar Nusaibah kepada Panjimas.com, Kamis (17/3/2016).
Hal senada juga disampaikan kuasa hukum keluarga Fonda dari Tim Pembela Muslim (TPM) Palu, Andi Akbar.
Polda Sulteng dan TPM saat dihubungi tengah mengurus proses pemulangan jenazah. Rencananya, jenazah Fonda akan dipulangkan menggunakan pesawat melalui bandara Mutiara di Kota Palu, dengan penerbangan terakhir, pukul 21.00 WIT menuju Bandara Juanda, Surabaya.
“Kita sedang berada di ruang jenazah, insya Allah hari ini jenazah sudah bisa dipulangkan sekitar jam 09.00 malam,” ujarnya.
Sebelumnya keluarga Fonda yang diwakili Agus dan Panitia Pemakaman Fonda yang diketuai Ustadz. Sholeh Ibrahim, S.Th.I dan Edi Lukito, SH mendatangi Mapolresta Surakarta guna menyampaikan Surat kepada Kapolri untuk mempercepat pemulangan jenazah fonda
Sekitar Kamis (17/3) pukul 13.30 rombongan dari keluarga dan panitia pemakaman fonda diterima Kapolresta Surakarta Kombespol Akhmad Lutfi SH dan Wakapolres AKBP Haryadi diterima di ruang tamu Kapolres.
Surat dibacakan oleh Ustadz Sholeh dan diserahkan kepada Kapolresta Surakart.
Kapolresta Surakarta berjanji akan menyampaikan surat dari keluarga dan panitia pemakaman fonda kepada Kapolri.
Mahir sejumlah bahasa asing
Diketahui, Dodo dikenal keluarga sebagai sosok yang menguasai sejumlah bahasa asing.
“Kami tidak tahu kalau Dodo ini paham IT seperti sejumlah pemberitaan, tetapi yang kami tahu, Fonda ini bisa sejumlah bahasa selain bahasa Indonesia seperi Arab, Mandarin, dan Inggris,” kata Musaibah (37), ibu Fonda di Palu, Selasa, dfikutip dari antarasulteng.com Rabu (9/3).
Musaibah menggungkapkan bahwa dalam keseharian Fonda di mata keluarga merupakan sosok yang sangat baik dan pendiam. Dia dikenal sebagai anak yang sangat cerdas, walapun tergolong masih berumur muda.
“Dia sudah bisa menjadi amir (pemimpin) bagi kami, menjadi penanggung jawab bagi ibu dan lima adiknya, dan nyaris anaknya tidak pernah marah,” ungkapnya.
Menurut Musaibah, Fonda yang merupakan alumni salah satu pondok pesantren di wilayah Jawa, merupakan penghafal Al Quran. Lulus dari Ponpes, berusaha mencari kerja sambil membantu usaha sang ayah.
Fonda sendiri hilang kontak dengan keluarga sebelum penangkapan sang ayah, Joko Jihad, oleh Densus 88 akhir tahun 2012.
“Saat abinya ditangkap, dia sudah pergi dari rumah,” ujarnya.
Pihak keluarga terakhir kali mengetahui kalau Fonda masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dan akhirnya ada pemberitaan di sejumlah media kalau Fonda alias Dodo tewas dalam aksi baku tembak dengan aparat keamanan. (azmuttaqin/arrahmah.com)