KABUL (Arrahmah.com) – Taliban menyerukan penarikan semua pasukan internasional dari Afghanistan seperti yang disepakati dalam perjanjian Doha (28/2/2021).
Kelompok militan itu mengeluarkan pernyataan untuk menandai ulang tahun pertama kesepakatan damai yang ditandatangani dengan Amerika Serikat (AS) di Qatar pada 29 Februari tahun lalu.
Dikutip dari Daily Sabah (28/2), Taliban juga menuntut pembebasan lebih banyak tahanan dan penghapusan nama mereka dari daftar hitam.
Menyusul kesepakatan Doha, Taliban berhenti menyerang pasukan NATO yang dipimpin AS di negara itu tetapi melanjutkan serangan mereka terhadap pemerintah Afghanistan yang didukung secara internasional.
Menurut perjanjian tersebut, semua pasukan internasional secara bertahap akan meninggalkan Afghanistan pada 1 Mei 2021. Sebagai gantinya, Taliban berkomitmen untuk meninggalkan kekerasan dan mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah.
Pembicaraan intra-Afghanistan dimulai pada pertengahan September, tetapi belum ada kemajuan nyata.
Semua pihak saling tuduh melanggar ketentuan kesepakatan.
Saat ini, pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden sedang meninjau perjanjian tersebut. Sekutu NATO sedang mempertimbangkan kemungkinan perpanjangan di tengah kekhawatiran bahwa Taliban dapat merebut kekuasaan jika pasukan mundur terlalu cepat.
Taliban telah memperingatkan perang yang “belum pernah terlihat sebelumnya” dan menolak kemungkinan perpanjangan garis waktu penarikan pasukan. (Hanoum/Arrahmah.com)