IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS) menyatakan bahwa kasus penembakan seorang wanita di Atma merupakan hal yang menyakitkan. Mereka berjanji akan meminta pertanggungjawaban pelaku penembakan, seperti dalam pernyataan terbaru HTS.
Dilansir Baladi News (12/2/2022), HTS telah menugaskan sebuah komite untuk menyelidiki dan menindaklanjuti kasus itu. Tim komite secara marathon sedang mencari bukti, keternagan saksi mata, serta mengunjungi keluarga Fatimah (28) untuk mendengar pernyataan mereka.
Dalam pernyataan itu, HTS juga menekankan bahwa mereka menghargai posisi keluarga wanita dan siap menangani kasus kasus secara adil serta akan menangkap dan menahan semua orang yang terlibat dalam insiden itu.
HTS menambahkan bahwa beberapa pihak mencoba memanfaatkan kasus penembakan Fatimah ini di Atma mengobarkan situasi keamanan dan menyebarkan kekacauan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, dilansir North Press (10/2), seorang wanita bernama Abdulrahman al-Ismail ditembak oleh anggota HTS ketika menyelundupkan bahan bakar diesel dari wilayah Afrin ke Idlib.
Penembakan itu memancing demonstrasi besar-besaran di area kamp Atma, utara Idlib. Warga yang turun aksi memprotes penembakan dengan alasan bahwa Fatimah menyelundupkan bahan bakar diesel untuk dijual agar keempat anaknya bisa makan. (hanoum/arrahmah.id)