Sejak Muhammad Mursi, presiden terpilih Mesir, digulingkan oleh junta militer pada awal Juli 2013 lalu, darah ribuan Kaum Muslimin telah tumpah dibunuh oleh algojo-algojo militer sekuleris, Allahumma taqabbalhum syuhada. Selain itu, juga terdapat korban cedera dan korban ditawan yang jumlahnya berkali lipat dari jumlah korban yang gugur tersebut.
Menghadapi pembantaian dan penindasan biadab terhadap Kaum Muslimin ini, mujahidin dari sejumlah kelompok jihad pun menyampaikan seruan-seruan jihad kepada saudara-saudara Kaum Muslimin Mesir, terutama kepada Ikhwanul Muslimin dan para pendukung Mursi, di mana begitu banyak dari mereka yang telah menjadi sasaran kebiadaban musuh-musuh Islam.
Harits bin Ghazi Al-Nadhari, yang juga dikenal sebagai Muhammad Al-Murshidi, seorang petinggi Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), menyatakan pada Ahad (25/8/2013) lalu bahwa pemerintah Mesir sedang berusaha “untuk membuat Mesir kembali ke era penindasan, tirani dan dominasi badan keamanan dan intelijen.”
Pada Sabtu (17/8), ideolog jihad Abu Sa’ad Al-‘Amili memposting serangkaian tweet ke akun Twitter-nya yang mendesak Kaum Muslimin Mesir untuk mempersiapkan “perang terbuka”. Demikian juga Abdullah Muhammad Mahmoud, mujahid dari Yayasan Dawa’at Al-Haq untuk Studi dan Penelitian Islam Mesir. Dia memperingatkan dalam sebuah artikel yang diposting ke forum-forum jihad pada Rabu (14/8), bahwa “jika kalian tidak melakanakan jihad hari ini, maka [kalian] hanya [akan] menyalahkan diri sendiri esok hari.”
Demikian pula, pada Kamis (15/8), Abu Hafs Al-Maqdisi, pemimpin Jaish Al-Ummah (Tentara Umat) yang berbasis di Gaza, menyeru rakyat Mesir untuk melancarkan jihad melawan komandan tentara diktator Jenderal Abdul Fattah As-Sisi. Empat hari kemudian, Mujahidin As-Syabaab, afiliasi Al-Qaeda di Somalia, juga mendesak Umat Muslim Mesir untuk “mengangkat senjata dan membela diri”. Selain itu, pada Jum’at (30/11), Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) pun menyeru rakyat Mesir untuk mengobarkan jihad melawan tentara boneka diktator Sisi.
Belum lama ini, pada Selasa (10/9), kelompok Ansar Yerusalem menyatakan bahwa “adalah wajib memukul mundur mereka [tentara Mesir] dan melawan mereka sampai perintah Allah terpenuhi.” Demikian pula, pada Ahad (15/9), kelompok ini menyatakan: “Kami di Ansar Yerusalem dan semua mujahidin di Sinai di Mesir secara keseluruhan menekankan bahwa [tumpahnya] darah Kaum Muslimin yang tak berdosa tidak akan sia-sia.”
Selain itu, pada Ahad (22/9), Ibnu Taimiyah Media Center (ITMC), sebuah unit media jihad yang terkait dengan Dewan Syura Mujahidin di wilayah-wilayah Yerusalem (Al-Quds), pun menyerukan jihad untuk menyerang tentara Mesir. Sekarang adalah waktunya bagi “mujahidin untuk memukul mundur [tentara Mesir] sehingga menggagalkan para penjahat dari kalangan tentara Mesir,” tegas kelompok itu. Dan pada Jum’at (4/10), Salafi Jihadi di Sinai pun menekankan akan menargetkan mereka yang didapati membantu pasukan keamanan Mesir.
Seiring dengan seruan-seruan jihad melawan penindasan penguasa diktator Mesir, tema lain yang telah ditekankan sejak penggulingan Muhammad Mursi adalah argumen bahwa Ikhwanul Muslimin telah melakukan kesalahan karena terlibat dalam proses demokrasi.
Tema ini merupakan poin pembicaraan utama Al-Qaeda dan afiliasinya, seperti As-Syabaab dan AQIM, yang telah mendorong penegakkan jihad berulang kali sejak penggulingan Mursi. Pada bulan Juli, petinggi AQIM Abu Abdul Ilah Ahmed Al-Jijeli mengatakan penggulingan Mursi itu harus dijadikan pelajaran bagi Kaum Muslimin Mesir “bahwa harga untuk menerapkan prinsip-prinsip di atas bumi adalah gunungan tubuh dan lautan darah, karena para penjahat harus dibunuh dan tidak dikasihani, dan kebenaran harus dicapai dengan memotong kepala mereka yang korup dan tidak ada alasan untuk mereka.”
Sebuah risalah yang dirilis pada bulan Juli oleh Abu Muhammad Al-Maqdisi, seorang ideolog jihad global dan mantan mentor Abu Musab Az-Zarqawi, membuat argumen yang sama. Dalam risalah tersebut, yang bertanggal 11 Juli 2013, Al-Maqdisi berpendapat bahwa perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk mencapai pembebasan tanah Muslim. Al-Maqdisi lebih lanjut menyatakan bahwa penggulingan Mursi membuktikan “tingkat kekuatan jihad serta unggulnya kotak amunisi atas kotak suara.”
Dan dalam risalah terbarunya, yang dirilis ke forum-forum jihad pada Jum’at (11/10), Amir Al-Qaeda Syaikh Ayman Az-Zawahiri juga berkonsentrasi pada Mesir. Dalam pesan audionya, Syaikh Ayman menyeru kepada Umat Islam Mesir untuk bersatu dan “menyingkirkan geng kriminal yang melompat ke atas kekuasaan menggunakan besi dan api.” (banan/arrahmah.com)