GAZA (Arrahmah.id) – Aktivis di seluruh dunia menyerukan aksi mogok global pada hari ini, Senin, 7 April, untuk mengakhiri genosida di Gaza. Seruan ini menyusul enam bulan serangan gencar ‘Israel’ yang melanggar gencatan senjata singkat dan telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Komite Tindak Lanjut Pasukan Nasional dan Islam di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mendesak orang-orang di seluruh dunia untuk mengorganisasikan tindakan yang kuat dan berkelanjutan. Komite tersebut menuntut tekanan pada ‘Israel’ dan para pendukungnya, terutama Amerika Serikat, untuk menghentikan genosida yang sedang berlangsung.
“Ini adalah seruan dari setiap anak yang dibantai, ibu yang berduka, dan orang tua yang patah hati,” bunyi pernyataan itu. “Kami menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam, dan semua orang merdeka, untuk bergerak secara global dalam mendukung Gaza.”
Penyelenggara mendesak para pengunjuk rasa untuk mengepung kedutaan besar ‘Israel’ dan AS, mengganggu rantai pasokan yang membantu ‘Israel’, dan menentang kesepakatan normalisasi dengan pendudukan. Mereka mengatakan protes massal akan menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Palestina memiliki dukungan global.
Pernyataan tersebut mengecam kebungkaman masyarakat internasional. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pemerintah Arab dan Islam hanya berdiam diri sementara ‘Israel’ melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Tujuan pendudukan ini tidak berakhir di Gaza atau Tepi Barat,” kata pernyataan itu. “Israel berusaha mendominasi seluruh wilayah melalui kekerasan dan pertumpahan darah.”
Kementerian Kesehatan melaporkan 60 kematian dan 162 cedera dalam 24 jam terakhir. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan, karena tim tanggap darurat tidak dapat menjangkau mereka.
Sejak ‘Israel’ melanjutkan genosidanya pada 18 Maret 2025, 1.309 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 3.100 orang terluka. Total korban tewas sejak 7 Oktober telah mencapai 50.669, dengan 115.225 orang terluka. (zarahamala/arrahmah.id)