LONDON (Arrahmah.com) – Seruan untuk mengurangi lama jam berpuasa ditolak oleh para anggota masjid-masjid di East London yang terletak di distrik Whitechapel di sisi lain London.
“Tidak ada jalan bagi masyarakat akan mempersingkat puasa mereka karena alasan kemudahan,” kata Salman Farsi, petugas komunikasi di Masjid East London, kepada Al Arabiya pada Senin (22/6/2015), seperti dilansir OnIslam.
“Puasa selama 19 jam bukan itu saja yang sulit. Anda juga mengalami panas dan gangguan, tetapi hal ini bisa diatasi. Di tempat-tempat seperti Norwegia, mereka mengikuti waktu London karena terkadang matahari tidak pernah terbenam,” tambahnya.
Penolakan serupa juga disuarakan oleh para jamaah di Masjid Central London.
“Anda tidak bisa melakukannya,” kata seorang pria yang menyebut dirinya Chilli (30).
“Anda akan berada di situasi yang ekstrem, seperti di Artik, di mana matahari tidak terbenam.”
Pekan lalu, Usama Hasan, seorang ulama Inggris, telah menyerukan agar membuat puasa Ramadhan lebih ringan bagi banyak Muslim yang tinggal di utara Eropa dan Kanada.
Menurut mantan imam masjid tersebut, waktu lamanya berpuasa harus dirubah, menyerukan fatwa untuk “waktu moderat” diterima bagi mereka yang membutuhkannya.
“Sejumlah orang telah meminta saya sejak tahun lalu tentang lama waktu puasa yang berlebihan selama bulan-bulan musim panas di Inggris,” tulis Syaikh Dr Usama Hasan dari Quilliam Foundation dalam fatwanya.
Sebagian Muslim di belahan dunia tertentu bahkan harus berpuasa selama 20 jam lebih disebabkan perbedaan waktu yang signifikan. (siraaj/arrahmah.com)