Oleh: Irfan S. Awwas
Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin
(Arrahmah.com) – Dialog Menag Lukman Hakim di TV One Jumat (3/2/2017) pagi tentang sertifikasi dan standardisasi, patut dikritisi.
“Hal ini bukan keinginan Kemenag dan juga bukan intervensi terhadap kebebasan para Da’i. Standardisasi ini murni untuk merespons aspirasi dan tuntutan sejumla pihak yang merasa resah karena khotbah yang dinilai menyebarkan kebencian pada pihak lain,” kata Menag Lukman Hakim Saifudin.
Inisiatif Menag ini bisa positif, bisa juga sebaliknya. Positif bila standardisasi Dai bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kompetensi para penceramah agama, baik secara keilmuan, keshahihan pemahaman serta akhlak. Akan tetapi inisiatif ini bisa juga jadi fitnah dan bersifat diskriminatif untuk membungkam ulama serta muballigh kritis terhadap kebijakan penguasa, aliran sesat serta ideologi anti agama.
Begitupun, jika yang dimaksud sertifikasi adalah menggaji Dai plat merah, siapa yang akan membayar, sementara hutang negara sudah bejibun?
Jika benar, Kemenag hanya merespons aspirasi pihak tertentu yang merasa resah. Pertanyaannya, mengapa hanya aspirasi sepihak yang ditampung? Sementara aspirasi penegakan syariat Islam tidak direspon? Siapakah pihak yang resah itu, apakah PKI, kaum liberal dan kaum anti agana lainya? Apakah standardisasi penceramah hanya berlaku bagi khatib Jum’at, sedangkan ceramah minggu pendeta di greja tidak terjangkau? Termasuk penceramah Budha, Hindu Konghuchu dll. Misalnya, apakah mulut comberan Ahok yang menista Qur’an dan menghina ulama termasuk meresahkan dalam persepsi kemenag?
Para khatib memang hanya punya kesempatan strategis untuk mengkritisi serta menasihati umat tentang bahaya komunis, kesesatan kaum liberal, sekuler, bahkan kezaliman rezim penguasa.
Mengapa umat Islam selalu dijadikan obyek diskriminasi setiapkali pemerintah membuat aturan?
Akan lebih produktif bagi kedamaian negeri bila Kemenag berinisiatif, bagaimana membuat pemeluk Islam komitmen terhadap ajaran Islam daripada melakukan inisiatif yang terkesan misi pesanan kaum Islamophobia.
(*/arrahmah.com)