(Arrahmah.id) – Hari-hari I’tikaf Ramadhan di Masjid Raya Ar-Rasul, Yogyakarta. Sesungguhnya i’tikaf adalah sarana Ilahiyah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Perbanyak istighfar, do’a dan tadabur.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai kaum mukmin, takutlah kepada Allah. Tempuhlah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan beramal shalih. Berjuanglah kalian untuk membela Islam, niscaya kalian akan beruntung di akhirat.” (QS Al-Ma’idah (5) : 35)
Sebagai sarana tadabur (renungan/refleksi). Disebutkan, dari Khalifah Umar bin Khathab, dia berkata:
1. Sekiranya terdengar suara dari langit, ‘wahai manusia, kalian semua sudah dijamin masuk surga kecuali satu orang’. Sungguh aku khawatir, satu orang itu adalah aku”.
- “Jika kita letih berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan itu akan kekal. Namun bila kita bersenang-senang berbuat dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal”.
-
“Aku tidak pernah mengkhawatirkan, apakah do’aku akan dikabulkan Allah atau tidak. Tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdo’a”.
-
“Aku khawatir akan datangnya suatu hari, ketika orang-orang kafir merasa bangga dengan kedustaannya, sementara orang beriman merasa malu dengan keimanannya”.
-
“Jika engkau merasa berkuasa untuk berbuat aniaya pada hamba-hamba Allah. Ingatlah, bahwa Allah Maha Berkuasa untuk membalasnya”.
Yogyakarta, 21 Ramadhan 1445 H/ 31 Maret 2024 M.
IRFAN S. AWWAS