(Arrahmah.id) – Sabar secara bahasa ada tiga arti, pertama artinya al habsu, menahan. Setiap orang yang telah menahan sesuatu maka dia telah sabar.
Kedua, as sobru artinya puncaknya sesuatu, sesuatu yang tinggi.
Ketiga, as sobru juga sebuah jenis batu yang terkenal keras.
Secara istilah, as sobru (sabar) yaitu menahan jiwa atau nafsu demi apa yang diharuskan oleh akal dan syariat.
Ibnul Qoyyim mengatakan as sobru artinya menahan nafsu atau menahan jiwa untuk mengeluh dan kecewa. Dan menahan lidah atau lisan dari protes atau keluhan. Dan menahan anggota tubuh dari melakukan hal-hal yang tidak baik yang bisa menimbulkan kerusakan.
Al Jurjan, imam ahli bahasa mengatakan sabar adalah tidak mengeluh kepada makhluk melainkan hanya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Hadist pertama yang disampaikan Imam Abi Ad Dunya dalam bukunya mengenai sabar adalah: “Sesungguhnya ada seorang dari kaum Anshar meminta kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, kemudian Rasulullah memberinya, kemudian meminta lagi kemudian Rasulullah memberikan lagi sampai apa yang dimiliki Rasul telah habis, lalu Rasul berkata: ‘Apa yang saya miliki tidak saya sembunyikan lagi, siapa pun yang menjaga kehormatan dirinya atau menahan dirinya dari meminta-minta, maka Allah akan menjaga dirinya, siapa pun yang memohon hanya kepada Allah maka Allah akan mencukupkannya, dan siapa pun yang bersabar maka Allah akan menjadikan dia bersabar’. Dan tidaklah seorang itu diberi sebuah pemberian oleh Allah yang lebih luas, lebih baik dari kesabaran.”
Mengapa sabar itu lebih baik? Ibnul Jauzi mengatakan karena sabar itu pahalanya akan diberikan tanpa batasan, tanpa hitungan.
Dan tidak ada yang lebih luas dibanding sabar, karena kesabaran akan memperluas ma’rifat kita (pengetahuan kita). Ketika kita bersabar, kita akan menyaksikan penampakan-penampakan yang luar biasa dari kesabaran itu. Dan amalan-amalannya juga akan meluas. Serta tujuan-tujuannya juga akan meluas.
Sabar menurut Imam Ibnul Jauzi, sabar itu adalah sebaik-baik pemberian karena menahan jiwa atau nafsu dari perbuatan yang diinginkan oleh nafsunya, dan melazimkan pada nafsu tersebut melakukan amalan yang dibenci oleh nafsunya disaat itu. Contohnya ingin bersedekah namun nafsunya membenci sedekah, tapi ia bersabar dan tidak menuruti hawa nafsunya.
Hadist kedua: “Rasulullah bersabda sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang dipenuhi kesabaran. Kesabaran di dalam hari-hari tersebut seperti memegang bara api, dan untuk orang yang bisa menahan keimanannya dan beramal, ia memiliki pahala 50 kali lipat.”
Hadist ketiga: “Sesungguhnya kalian akan mendapati setelahku sebuah atsaro (mendahulukan orang lain, mendahulukan satu kaum ketimbang kaum yang lain) yang sangat, maka bersabarlah di waktu tersebut sampai kalian bertemu Allah dan Rasulnya. Aku menunggu kalian di sebuah telaga. Kemudian para sahabat mengatakan kami akan bersabar yaa Rasul.”
Atsaro (i’tisar) maksudnya adalah mendahulukan orang lain di dalam hal-hal dunia, materi dunia.
Balasan orang-orang yang bersabar
⁃ Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah ketika mengumpulkan makhluk-makhluk di hari kiamat, Allah akan memanggil sang penyeru, di mana orang-rang yang penyabar, kemudian berdirilah sekelompok manusia yang jumlahnya hanya sedikit saja, kemudian kelompok yang sedikit ini masuk ke dalam surga dengan cepat, kemudian mereka bertemu dengan Malaikat, para Malaikat bertanya: mengapa kalian bisa masuk surga dengan cepat? Kemudian sekelompok orang tersebut mengatakan: karena kami bersabar. Para malaikat kembali bertanya: apa kesabaran kalian? Mereka mengatakan dulu kami bersabar di atas ketaatan Allah dan kami bersabar untuk menjauhi maksiat-maksiat kepada Allah.
⁃ Setiap amal itu diketahui balasannya kecuali sabar. Allah mengatakan orang-orang yang bersabar itu akan diganjar tanpa hisab (terdapat dalam surah Az Zumar ayat 10), maksudnya pahalanya tanpa hitungan, digambarkan seperti air yang mengalir.
⁃ Dari Abi Hamzah, mereka orang-orang yang bersabar akan dibalas dengan ghurfah (ruangan).
Ghurfah disini maksudnya adalah jannah (surga). Dikarenakan mereka bersabar di atas kefakirannya dahulu.
Ada 4 hal, barang siapa diberi 4 hal ini maka dia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat:
1. Qolbun syakir (hati yang selalu bersyukur)
2. Lisan yang selalu berdzikir
3. Badan yang ketika ditimpa ujian ia bersabar
4. Dia diberi istri yang tidak berkhianat pada dirinya sendiri maupun hartanya.
⁃ Para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang masuk surga: Salamun (selamat yang berkelanjutan, tidak terputus) atas kalian dengan kesabaran kalian, ini adalah sebaik-baik negeri (surga).
Apa itu keberanian? Keberanian itu adalah kesabaran yang hanya sesaat aja (Al Ahkaf 35). Kehidupan dunia itu seolah-olah sesaat saja dari siang hari. Sabarlah sesaat saja. Sesungguhnya kemenangan itu akan datang setelah kesabaran.
⁃ Tidaklah seorang mukmin yang tertimpa ujian di dalam tubuhnya dan anak-anaknya sampai ia bertemu Allah, pada hari kiamat, sudah tanpa dosa lagi. Dengan ujian itu Allah menghapus dosa-dosa kita.
⁃ Orang yang pertama kali akan dipanggil di surga itu adalah orang yang memuji Allah disaat lapang maupun sempit.
Bagaimana para salaf menyifati sabar
⁃ Umar Bin Khattab: Sesungguhnya sebaik-baik kehidupan itu yang kami dapati dengan kesabaran. Dan seandainya sabar ini seorang manusia, maka ia sungguh adalah seorang yang mulia yang dermawan.
⁃ Ali Bin Abi Thalib: Sesungguhnya kesabaran di derajat keimanan, seperti kepala dari tubuh. Seandainya kepala itu terputus, maka jasad pun akan mati. Sesungguhnya tidak ada keimanan bagi ia yang tidak memiliki kesabaran.
⁃ Hasan al Basri: Kesabaran itu adalah simpanan-simpanan kebaikan, tidaklah Allah memberikan kesabaran kecuali hamba tersebut menjadi mulia.
⁃ Ibrahim At Thaimi: Tidaklah seorang hamba diberikn kesabaran di atas penyakit, dan kesabaran di atas ujian dan musibah-musibah, sungguh dia telah diberi kebaikan yang paling utama setelah keimanan.
⁃ Sofyan Attsauri: Seorang mukmin itu membutuhkan kesabaran sebagaimana ia membutuhkan makanan dan minuman.
Cabang kesabaran
Ali bin Abi Thalib: Kesabaran itu di atas empat cabang, pertama di atas kerinduan (kerinduan kepada surga), dan di atas rasa memelas, dan kezuhudan dan pengawasan (merasa diawasi kematian).
Ali radhiallahu anhu juga mengatakan, sabar itu ada 3: Sabar di atas musibah, dan sabar di atas ketaatan, dan sabar menjauhi kemaksiatan.
Said bin Zubair (tabiin): Kesabaran itu di atas 2 hal, pertama adalah bersabar untuk menjauhi apa yang diharamkan Allah, dan bersabar di atas apa-apa yang diwajibkan Allah untuk beribadah. Dan kesabaran ketika tertimpa musibah.
Cara bagaimana kita bersabar
Hasan Al Basri mengatakan seorang manusia itu tidaklah memberikan penyakit atau rasa tidak enak kepada orang lain, tetapi jika kamu diberikan kesakitan oleh orang lain maka bersabar lah. Sungguh beruntung orang yang ketaqwaannya itu bisa mengalahkan nafsunya, dan kesabarannya mengalahkan syahwatnya.
Abdulwahid bin Zaid mengatakan siapapun yang berniat bersabar di atas ketaatan kepada Allah maka Allah akan menjadikan dia bersabar dan menguatkannya. Dan siapa pun yang sudah berazzam untuk bersabar menjauhi maksiat, maka Allah akan menolongnya dan menjaganya.
Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang bersabar untuk mendapatkan cinta Allah, kemudian Allah mengecewakan kesabaranmu?
Ia menjawab: Sungguh orang tersebut telah suudzon kepada Rabb nya. Demi ayahku sebagai tebusannya, sesungguhnya nikmat Allah pada pagi hari datang dan pada sore hari datang kepada ahli maksiat, bagaimana bisa orang yang selalu mencintai Allah akan berputus asa dari nikmatNya?
Ibnul Qoyyim: Kesabaran untuk menjauhi maksiat ada dua sebab dan dua faedah. Sebab: takut dari ancaman Allah ketika melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT, dan malu kepada Allah, karena dia menggunakan nikmat-nikmat Allah untuk bermaksiat kepada Allah.
Faedah: keimanan akan kokoh dan akan selalu waspada dari hal-hal yang haram.
Rasulullah menyampaikan cara bersabar:
Sesungguhnya kesabaran itu disaat pukulan yang pertama (ketika pertama kali tertimpa musibah).
Sungguh ajaib urusan orang mukmin, seandainya ia mendapatkan kebaikan maka ia akan mensyukurinya dan jika tertimpa musibah maka ia akan meminta pahala dan bersabar kepada Allah. Karena seorang mukmin akan diberi pahala atas semuanya, bahkan sampai suapan makanan pun bisa menjadi pahala untuknya.
Nabi Yusuf: Kesabaran yang indah, yaitu kesabaran yang tidak ada keluhan di dalamnya.
Kesabaran itu pahit, Seandainya sabar itu manis, maka Allah tidak akan memerintahkan kepada nabinya untuk bersabar.
Salah satu cara bersabar adalah dengan berdoa: Berikan kami rizqi kesabaran untuk taat kepadamu, dan rizqi kesabaran untuk menjauhi maksiat, dan berilah kami rizqi kesabaran di atas apa yang Engkau cintai, dan berilah kesabaran kepada kami atas sesuatu yang kami benci, dan berilah kami kesabaran di atas masalah-masalah yang pelik.
Sesungguhnya surga itu selalu dihiasi dengan kesabaran dan hal-hal yang dibenci.
(haninmazaya/arrahmah.id)
*Disarikan dari kajian yang diisi oleh: Ustadz Rejoyo Santoso, Lc.