KOBANE (Arrahmah.com) – Beberapa waktu lalu, kota Kobane yang merupakan wilayah Kurdi kembali dikejutkan oleh serangan puluhan orang penyusup. Serangan itu menewaskan ratusan orang dari kalangan penduduk muslim sipil, wanita, anak-anak, serta puluhan militan Kurdi.
Penyusupan yang kemudian terbukti dilakukan oleh kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, itu ternyata dilakukan dengan begitu rapi dan maksimal. Hal ini sangat disayangkan, mengingat usaha mereka dan jihad mereka yang begitu bersungguh-sungguh, hanya berakhir dengan terbunuhnya kaum wanita, orang-orang tua dan warga sipil lainnya.
Penduduk Suriah pun sekarang tidak lagi fasih menyebut tanzhim ini sebagai Daish (ISIS), melainkan lebih fasih menyebut mereka Khawarij, karena kejahatan yang mereka lakukan.
Seorang Mujahid Suriah faksi Jabhah Nushrah, yang telah berpengalaman menghadapi kelicikan ISIS di Suriah Timur, serta mendapat informasi lengkap langsung dari tempat kejadian, menyampaikan uraiannya yang bertujuan untuk mengingatkan mujahidin, khususnya yang berada di Suriah Utara dari operasi licik serupa yang mungkin akan kembali dilakukan oleh tanzhim pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu.
Berikut terjemahan uraiannya, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Rabu (7/1/2015).
Bagaimana Khawarij Masuk ke Kobani?
Sebuah Pelajaran untuk Mujahidin di Utara Suriah
Oleh: طاعون الدواعش (@ alhoty2nssra)
Saya akan memberitahu Anda tentang bagaimana Khawarij (Tanzhim Daulah-dalam tulisan ini sang penulis memakai istilah Khawarij, menunjuk pada keumuman sifat Tanzhim ini, bukan berarti memukul rata seluruh personelnya-red) memasuki Ayn Al-Arab (Kobane) lagi dalam beberapa hari terakhir ini, dan info ini sedang menyebar untuk pertama kalinya dan saya menantang Khawarij untuk menyangkalnya.
Pertama-tama, banyak yang mengatakan bahwa Turki membiarkan Khawarij masuk ke Ayn Al-Arab maka ini adalah pernyataan tak tahu malu yang sangat berbeda dari kebenaran, dan saya akan memberitahukan kepada Anda seluruh kejadiannya, in syaa Allah.
Perlu diperhatikan bahwa Kurdi tengah bergerak maju menuju pedesaan utara Raqqah, sehingga sangat penting bagi Khawarij melakukan sesuatu untuk menghentikan kemajuan mereka, dan untuk mencapai apa yang mereka inginkan mereka berpijak pada prinsip bahwa perang adalah tipu daya, dan Khawarij terbukti telah menguasai istilah ini dengan sangat licik.
Kami telah berpengalaman dengan bom mobil mereka dan kelicikan mereka dalam memainkan istilah ini di wilayah Timur Suriah pada masa lalu. Adapun sekarang, tipu daya mereka di pedesaan Tal Abyad dimulai ketika komandan mereka yang bernama Abu Bakar Al-Libi datang ke tempat kejadian dengan membawa sekelompok tentara bayaran yang dia tempatkan di wilayah tersebut.
Dia meminta 50 orang untuk menjalankan tugas ini, ada sekitar 80 orang yang ada di wilayah tersebut, dan ia berkata kepada mereka bahwa ia ingin orang-orang yang mirip dengan orang-orang Kurdi (maksud saya penampilan wajah mereka). Hampir 30 orang dari putra-putra asal Timur-Suriah diajukan untuk menjadi anggota si komandan ini karena wajah dan penampilan mereka yang mirip dengan orang Kurdi, dan sisanya dipilih dari daerah lain.
Semua orang ini tidak tahu apa yang mereka inginkan, tentara bayaran Libya ini menempatkan mereka dalam bus besar, dan mereka menuju ke Jarablus. Mereka dipindahkan ke Jarablus dan mereka mengenakan pakaian Kurdi, setelah sampai di Jarablus, komandan mereka mempersiapkan sebuah mobil pick-up yang dicat dengan bendera Kurdi, dan mereka diberitahu bahwa mereka akan disusupkan ke Kobane/Ayn Al-Arab. Orang-orang ini masuk dalam dua kelompok, di masing-masing kelompok sekitar 25 orang, dalam dua konvoi terdiri dari 5 mobil pick-up dengan dua bom mobil pick-up. Rombongan ini dipimpin oleh orang Chechnya dan Mesir.
Kemudian konvoi pertama masuk dari desa Syuyukh Tahtaani di depan pesawat koalisi Salib yang mengira mereka adalah pejuang Kurdi dan pesawat-pesawat ini tidak memberi perhatian kepada mereka. Dan orang-orang yang mengingat Tweet saya ketika saya mengatakan bahwa konvoi dari Khawarij menarik diri dari Jarablus ke pedesaan Aleppo: “Melanggar, Khawarij mulai menarik diri dari Jarablus dalam persiapan untuk menyerah kepada Kurdi seperti yang mereka lakukan di Tal Abyad dan Ayn Issa, dengan pengetahuan bahwa konvoi mereka menuju pedesaan Utara Aleppo.
Pada saat itu saya sedang berbicara tentang konvoi tersebut yang benar-benar ingin masuk ke dalam Ayn Al-Arab ketika saya mengutip fakta ini, tetapi dengan tujuan yang berbeda, karena perang adalah penipuan. Khawarij mulai menyerang penduduk Ayn Al-Arab dengan bom mobil pertama mereka di perbatasan Murshid Binar yang berbatasan dengan Turki, korban pemboman itu ada 15 orang di antara mereka terdapat 4 orang perempuan. Kemudian mereka masuk dengan konvoi pertama mereka dari perbatasan ke pinggiran barat Ayn Al-Arab, maka mereka melepaskan tembakan membabi buta tanpa membedakan antara kombatan dan sipil.
Kemudian konvoi berikutnya yang dipimpin oleh bom mobil lain menargetkan sebuah tempat pertemuan orang-orang Kurdi di tempat yang sama ketika bom mobil yang pertama di ledakkan, dan mereka membunuh siapa yang mereka membunuh, dan kemudian konvoi berikutnya masuk. Khawarij menduduki sejumlah bangunan di sebelah barat dari Ayn Al-Arab, di antaranya rumah sakit Mashta Noor. Dalam rumah sakit itu mereka menahan lebih dari 50 warga sipil dan militan, sedangkan lebih dari 150 warga sipil Kurdi dieksekusi di dalamnya.
Semua militan Kurdi yang tersisa segera membalas, mereka membunuh lebih dari 30 orang Khawarij, dan mereka mundur ke rumah sakit Mashta Noor. Pertempuran terjadi hampir sehari penuh di sekitar rumah sakit Mastha Noor, di mana ada sekitar 15 orang dari Khawarij ini, mereka menolak Kurdi sampai beberapa dari mereka tewas.
Sejumlah individu dari Khawarij menyingkir ke Syuyukh Tahtaani, di antaranya sejumlah cedera, dan mereka yang tetap di rumah sakit tewas di sana. Sejumlah pemuda dari Timur-Suriah yang terluka telah berpartisipasi dalam pertempuran ini, termasuk di antara mereka yang kakinya diamputasi dari kota Al-Buleel. Singkatnya, Khawarij berhasil dengan trik ini memasuki Ayn Al-Arab di depan moncong pesawat-pesawat koalisi Salib yang sekadar menonton mereka membunuhi orang-orang Kurdi secara acak tanpa pandang bulu.
Trik yang diterapkan oleh Khawarij harus diperhatikan oleh Mujahidin di Utara Suriah, sehingga mereka tidak tertipu oleh itu. Dan pentingnya penerbitan artikel ini adalah pesan peringatan kepada para Mujahidin di utara Suriah, kita semua tahu bahwa Khawarij ini memiliki sifat pengkhianat dan berbahaya, dan berapa banyak dari kita yang harus menderita karena pengkhianatan mereka dan kekejaman mereka di Syam dan di Timur-Suriah, menyaksikan pengkhianatan mereka dengan gelombang serangan bom mobil selama berbulan-bulan.
Dan saya berharap dari Mujahidin di Utara agar mereka berhati-hati dari Khawarij, apalagi sekarang mereka telah mencobanya pada Kurdi dan mereka berhasil, pastikan bahwa mereka akan mencoba lagi. Inilah yang terjadi di Ayn Al-Arab dalam ringkasan yang sangat singkat, dan kita harus mengambil pengalaman ini sehingga tidak akan terulang di Utara, atau wilayah lainnya. Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan? Ya, Allah menjadi saksi!
(aliakram/arrahmah.com)