MAMASA (Arrahmah.com) – Gempa bumi 5,5 SR mengguncang Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (6/11/2018) dinihari.
Akibat gempa itu, seribu lebih warga Kecamatan Tabang, Kabupaten Mamasa mengungsi di Kecamatan Bittuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tana Toraja dan Mamasa berbatasan.
Gempa bumi Mamasa yang tercatat terjadi pada pukul 02:35:53 Wita itu membuat kepanikan warga termasuk di Kecamatan Masanda dan Bittuang.
Sehingga kedua Kecamatan berdekatan namun berbeda provinsi memilih mengungsi karena takut akan gempa susulan.
Kapolsek Saluputti, Iptu Martinus Pararuk bersama Bhabinkamtibmas menyambangi lokasi dan berjaga di pengungsian.
“Untuk sementara, pengungsi berjumlah sekitar seribu orang lebih ditampung di halaman kantor Kecamatan Bittuang,” ujar Martinus, lansir Tribun Timur.
Sementara itu, pihak pemerintahan Kecamatan Bittuang melakukan pendataan kepada pengungsi sambil menunggu bantuan sosial dari Dinas Sosial dan BPBD Pemkab Tanah Toraja.
“Pengungsi mulai berdatangan sekitar siang hingga sore tadi. Untuk sementara mereka mendapatkan bantuan dari warga setempat berupa makanan dan minuman,” tambahnya.
Pihak pemerintah kecamatan sekaligus membuka posko pengungsian sementara untuk korban dampak gempa Mamasa.
Polsek Saluputti menyalurkan bantuan berupa air mineral 20 dos di posko sementara.
“Mereka merasa cemas, trauma akan adanya gempa susulan serta takut terjadinya musibah bencana pergeseran tanah (likuifaksi) seperti yang terjadi di Palu,” jelas Martinus.
Diketahui, gempa bumi mengguncang Mamasa sejak pagi hingga malam.
Berdasarkan data BMKG dalam rilisnya, gempa melanda Kabupaten Mamasa sudah 41 kali hampir secara bersamaan.
(ameera/arrahmah.com)