GAZA (Arrahmah.com) – Seorang pejuang dari sayap militer Front Demokrasi untuk Pembebasan Palestina tewas dan seorang lainnya terluka ketika Zionis Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza beberapa jam setelah gencatan senjata disepakati.
Juru bicara medis di Jalur Gaza, Adham Abu Salmiya mengatakan bahwa satu orang tewas dalam serangan udara di Rafah. Korban diidentifikasikan sebagai Ahmad Jarkhoun.
Seorang pria lainnya berada dalam kondisi kritis dan sudah dilarikan ke rumah sakit, tambahnya.
Brigade Perlawanan Nasional, sayap bersenjata DFLP, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Jarkhoun adalah salah satu pemimpin mereka dan ia menegaskan bahwa Jarkhoun meninggal dalam serangan udara Zionis.
Pernyataannya juga menyerukan faksi-faksi perlawanan di Gaza untuk membalas dendam atas serangan pengecut Israel.
Militer Zionis membenarkan serangan itu dan mengklaim bahwa “militan” di Jalur Gaza tengah bersiap-siap untuk menembakkan proyektil lalu dibalas dengan serangan udara.
Serangan terbaru di wilayah pesisir pantai datang saat gerakan Jihad Islam diklaim telah mengonfirmasikan sebelumnya pada Minggu (30/10/2011) bahwa mereka akan “mematuhi” usaha gencatan senjata.
“Jihad Islam berkomitmen untuk gencatan senjata selama pendudukan berkomitmen untuk itu,” ujar seorang pejabat Palestina yang tidak ingin disebutkan namanya seperti yang dilansir AFP.
“Keputusan ini datang setelah upaya Mesir untuk meyakinkan faksi-faksi perlawanan terutama para pemimpin Jihad Islam di Damaskus,” tambahnya.
Kebenaran akan laporan ini belum dapat dipastikan karena seperti diketahui, Jihad Islam merupakan salah satu kelompok perlawanan yang tidak mudah terjebak dalam rayuan “perundingan damai” Zionis.
Serangan udara Zionis di jalur Gaza dilaporkan membunuh beberapa anggota Jihad Islam pada Sabtu (29/10) dan mereka membalasnya dengan menembakkan roket dan mortir ke wilayah Palestina yang diduduki (Israel Selatan) dan berhasil menewaskan seorang Israel di Ashkelon. (haninmazaya/arrahmah.com)