IDLIB (Arrahmah.com) – Serangan drone yang dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Turki (TSK) pada Jumat (28/2/2020) menghancurkan sistem pertahanan udara Pantsir S-1 buatan Rusia yang dikerahkan oleh pasukan Assad di Idlib, sebagaimana dilansir Daily Sabah.
Rekaman yang beredar online menunjukkan radar sistem pertahanan aktif beberapa saat sebelum diserang, menunjukkan bahwa sistem tersebut gagal mendeteksi rudal yang masuk.
Turkish drones destroy Assad regime's Russian-made Pantsir air defense systemhttps://t.co/6vGKj6uBNEpic.twitter.com/dMAvbzRHeT
— Daily Sabah (@DailySabah) February 28, 2020
Dengan label harga $ 75 juta, sistem pertahanan udara tersebut saat ini digunakan oleh 12 negara dan dilaporkan dikerahkan di Libya oleh perusahan tentara bayaran Rusia, Wagner.
Setelah serangan rezim pada Kamis (27/2) yang menewaskan 33 tentara Turki di Idlib, Angkatan Bersenjata Turki melakukan pembalasan dengan melakukan serangan udara dan penembakan artileri sepanjang Jumat (28/2).
Didukung oleh serangan udara Rusia yang besar, pasukan rezim Suriah telah berperang sejak awal tahun untuk merebut kembali desa Aleppo dan bagian-bagian Idlib, benteng terakhir oposisi di negara itu.
Serangan rezim Assad telah menyebabkan ratusan ribu warga sipil Suriah melarikan diri ke perbatasan dengan Turki dalam gelombang pengungsi terbesar selama perang berdarah yang telah berlangsung sembilan tahun itu.
Pada bulan September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Tetapi lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan-serangan yang dilancarkan oleh rezim dan pasukan Rusia di zona de-eskalasi sejak itu, ketika gencatan senjata terus dilanggar.
Lebih dari 1 juta warga Suriah telah melarikan diri ke dekat perbatasan Turki karena serangan yang hebat.
(ameera/arrahmah.com)