IDLIB (Arrahmah.id) – Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 10 orang, dengan 32 orang terluka, menyusul serangan udara Rusia di provinsi barat laut Suriah, Idlib, menurut Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets).
White Helmets melaporkan bahwa salah satu serangan menargetkan sebuah bengkel pertukangan di desa Ainshib.
Selain korban tewas, serangan tersebut melukai 32 orang lainnya, yang dibawa ke rumah sakit terdekat, katanya, lansir Anadolu (17/10/2024).
Tiga pesawat tempur Rusia lepas landas dari Pangkalan Udara Hmeymim di Latakia dan melakukan empat serangan udara di Idlib sekitar pukul 17.00 waktu setempat pada Selasa (15/10), menurut informasi dari pengamat pesawat yang berafiliasi dengan oposisi.
Selama empat hari terakhir, Rusia telah melakukan serangan udara di 27 lokasi berbeda di Idlib.
Situasi di Idlib
Pada 2017, dalam perundingan Astana, Turki, Rusia, dan Iran sepakat untuk menetapkan empat “zona de-eskalasi” di wilayah yang tidak dikendalikan oleh pemerintah Suriah.
Namun, rezim Suriah, yang didukung oleh militan yang didukung Iran dan Rusia, melanjutkan serangan dan merebut tiga dari empat zona tersebut, dan mengalihkan fokus mereka ke Idlib.
Meskipun Turki dan Rusia mencapai kesepakatan tambahan pada September 2018 untuk memperkuat gencatan senjata, kekerasan kembali meningkat pada Mei 2019.
Kesepakatan gencatan senjata baru dicapai antara Turki dan Rusia pada 5 Maret 2020, dan sebagian besar telah dipertahankan.
Antara tahun 2017 dan 2020, sekitar 2 juta warga sipil mengungsi akibat konflik dan terpaksa bermigrasi ke daerah-daerah di dekat perbatasan Turki. (haninmazaya/arrahmah.id)