SURIAH (Arrahmah.com) – Pesawat-pesawat tempur Rusia telah membunuh sedikitnya 120 orang dalam lebih dari 300 serangan udara yang menargetkan enam kota di provinsi Homs barat Suriah bulan ini, menurut seorang aktivis lokal, sebagaimana dilansir Albawaba.
“Serangan Rusia menyebabkan perpindahan lebih dari 25.000 orang di pedesaan utara Homs,” ungkap aktivis lokal Abdel Muhaimin Al-Homsi kepada Anadolu Agency, Selasa (27/10/2015).
“Pesawat-pesawat tempur Rusia melakukan empat pembantaian [pada bulan Oktober], salah satunya termasuk yang menargetkan kota Talbiseh dan membunuh 40 orang,” kata Al-Homsi.
“Sebanyak 17 orang lainnya terbunuh ketika pesawat-pesawat tempur Rusia menyerang sebuah toko roti di kota Tair Maalah,” tambahnya.
Pesawat-pesawat tempur Rusia, tegas Al-Homsi, juga menargetkan dua basis Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) hingga membunuh 30 pejuang, termasuk tiga komandan lapangannya.
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah intens melakukan serangan udara di Suriah di mana Moskow berdalih bahwa target utama mereka adalah kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Sejumlah negara Barat, bagaimanapun, mengatakan warga sipil – bersama dengan pasukan oposisi yang melawan rezim Suriah – telah turut menjadi target serangan Rusia.
“Tapi meskipun telah mendapat dukungan udara Rusia, pasukan rezim yang didukung oleh milisi-milisi sekutu tidak juga memperoleh kemenangan di lapangan di Homs utara,” Jihad Abu Muslim, seorang komandan FSA, mengatakan kepada Anadolu Agency, Selasa (27/10).
“Bahkan,” tambahnya, “mereka telah menderita kerugian yang cukup besar.”
Menurut Abu Muslim, rezim Suriah saat ini sedang berusaha untuk menduduki kota Tair Maalah, di mana terdapat rute yang mengarah ke daerah Homs yang dikuasai pihak oposisi.
Pada Senin (26/10), Arab News Agency Suriah melaporkan bahwa pasukan rezim telah menguasai dua desa dan beberapa bangunan di Tair Maalah – sebuah pernyataan yang lekas dibantah oleh komandan FSA dan seorang lainnya yang Anadolu Agency belum dapat memverifikasinya secara independen.
Konflik yang terjadi di Suriah telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa sejak dimulai pada tahun 2011, menurut PBB. Hal ini juga membuat Suriah menjadi negara sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia.
Sebanyak 3,9 juta warga Suriah sekarang menjadi pengungsi, sementara sedikitnya 7,6 juta lainnya telah terlantar.
Sementara Turki sebagai negara tetangga Suriah saat ini telah menjadi negara tuan rumah yang manampung pengungsi terbesar di dunia, dengan adanya lebih dari dua juta warga Suriah yang mengungsi ke sana.
(banan/arrahmah.com)