KHOST (Arrahmah.id) – Serangan udara Pakistan di wilayah Afghanistan telah memancing reaksi dari beberapa negara dan juga beberapa tokoh politik terkemuka Afghanistan.
Vedant Patel, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan mengenai serangan-serangan ini bahwa Afghanistan dan Pakistan harus menyelesaikan perselisihan melalui dialog.
“Kami mendesak kedua belah pihak untuk mengatasi setiap perbedaan. Kami tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak akan pernah lagi menjadi tempat yang aman bagi para teroris yang ingin menyakiti Amerika Serikat dan sekutunya,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir Tolo News (19/3/2024).
“Kami mendesak Pakistan untuk menahan diri dan memastikan warga sipil tidak dirugikan dalam upaya kontraterorisme mereka,” ujar Karine Jean-Pierre, juru bicara Gedung Putih.
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Naseer Ahmad Faiq, Kuasa Usaha Misi Permanen Afghanistan untuk PBB, dan beberapa tokoh lainnya juga mengutuk serangan udara Pakistan di provinsi Khost dan Paktika.
“Mantan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, dengan keras mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh pasukan militer Pakistan di wilayah-wilayah di provinsi Paktika dan Khost, dan menganggapnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap integritas teritorial negara kami dan norma-norma internasional,” demikian pernyataan dari kantor Hamid Karzai.
“Serangan udara militer Pakistan di tanah Afghanistan, dengan dalih apa pun, merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan integritas teritorial serta kedaulatan Afghanistan. Membunuh perempuan dan anak-anak Afghanistan tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan dengan alasan ancaman keamanan,” tulis Nasir Ahmad Faiq di media sosial.
“TTP telah hadir di Pakistan setidaknya selama lima belas tahun, mereka beroperasi di sana, mereka memiliki rencana mereka, mereka mengambil banyak wilayah dan tentara Pakistan mengambilnya kembali, jadi itu bukan milik kembalinya Emirat Islam,” kata Sayed Bilal Fatimi, seorang analis politik, kepada Tolo News.
“Tidaklah tepat bagi kedua negara untuk saling menginvasi wilayah satu sama lain, karena masalah ini menciptakan masalah antara kedua negara,” kata Mohammad Uddin Mohammadi, seorang analis politik lainnya.
Kementerian Luar Negeri Imarah Islam Afghanistan juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Kuasa Usaha Kedutaan Besar Pakistan telah dipanggil ke Kabul terkait serangan udara baru-baru ini di provinsi Khost dan Paktika.
Hal ini terjadi ketika pesawat-pesawat tempur Pakistan membombardir beberapa bagian provinsi Paktika dan Khost pada Senin pagi, yang mengakibatkan tewasnya delapan orang, termasuk anak-anak dan perempuan. (haninmazaya/arrahmah.id)