KABUL (Arrahmah.com) – Serangan udara NATO telah menyebabkan tujuh orang anggota kepolisian tewas di provinsi Kunduz, Afghanistan utara, sebagaimana dilaporkan oleh pihak kepolisian Afghanistan.
Para petugas kepolisian itu telah menjadi sasaran keliru pesawat tempur NATO yang hendak menyerang mujahidin saat patroli NATO-Afghanistan disergap, para pejabat mengatakan.
ISAF NATO mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut.
Insiden itu terjadi saat pasukan yang dipimpin NATO memerangi mujahidin dalam sebuah operasi besar di provinsi Helmand.
Saat ini ada sekitar 15.000 pasukan Afghanistan dan NATO, terutama Amerika Serikat dan Inggris, yang memerangi Taliban di kota Marjah dan sekitarnya.
“Saya akan sangat berhati-hati,” kata Mayor Jenderal Nick Carver, komandan NATO di Afghanistan selatan.
Menurut Mayor Jenderal Nick Carter dari Inggris, yang memimpin pasukan NATO di Afghanistan selatan, Operasi Mushtarak ini kemungkinan besar akan memakan waktu 25-30 hari sampai Marjah bisa dipastikan aman.
NATO dan pejabat Afghanistan telah mengklaim bahwa pihaknya telah memperoleh keberhasilan dalam mengamankan daerah sekitar Marjah, meskipun masih harus tetap berusaha keras untuk membersihkan mujahidin dari kota tersebut.
Komandan Afghanistan membual bahwa mujahidin di Marjah menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia untuk mencegah serangan dari Amerika Serikat dan pasukan Afghanistan. Klaim ini dikeluarkan hanya untuk membenarkan serangan NATO yang beberapa waktu belakangan ini menyebabkan tewasnya warga sipil.
Pada hari Minggu, 12 warga sipil tewas dalam serangan rudal NATO, dengan dalih bahwa ada tiga ‘militan’ yang berada di rumah yang sama. (althaf/bbc/arrahmah.com)