IDLIB (Arrahmah.id) – Rezim Suriah dan pasukan Rusia telah melancarkan serangan udara terhadap basis-basis yang diduga sebagai basis oposisi di barat laut Suriah, demikian pernyataan kementerian pertahanan pada Rabu (28/6/2023), di tengah peningkatan kekerasan mematikan selama sepekan di daerah tersebut.
Pasukan rezim Suriah “bekerja sama dengan pasukan Rusia melakukan serangan udara dan rudal secara presisi yang menargetkan basis-basis organisasi ‘teroris’ yang dibentengi di wilayah Idlib”, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh kantor berita Suriah, SANA.
Operasi tersebut dilakukan “sebagai tanggapan atas serangan harian dan berulang-ulang terhadap warga sipil” di daerah pemukiman di provinsi Hama, klaim pernyataan tersebut.
Pangkalan, yang berisi senjata, amunisi, dan pesawat tak berawak, “dihancurkan secara total”, menurut pernyataan itu.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan tanggal pemboman, namun pengumuman itu muncul sehari setelah serangan udara Rusia menewaskan delapan pejuang yang berafiliasi dengan kelompok Hai’ah Tahrir Syamm (HTS), yang menguasai wilayah Idlib yang dikuasai oposisi, demikian menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Meskipun terjadi bentrokan berkala, kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi oleh sekutu rezim, Rusia, dan Turki yang mendukung oposisi sebagian besar bertahan di barat laut Suriah sejak Maret 2020.
Namun, pemantau perang Observatorium yang berbasis di Inggris itu mengatakan bahwa wilayah Idlib, benteng pertahanan terakhir oposisi Suriah, dan daerah-daerah di sekitarnya telah menyaksikan peningkatan serangan dalam beberapa hari terakhir.
Enam belas warga sipil dan 13 pejuang telah terbunuh dalam serangan rezim Suriah dan pasukan Rusia di Idlib dalam sepekan terakhir saja, menurut SOHR.
Serangan artileri dan pesawat tak berawak oleh oposisi di wilayah yang dikuasai rezim telah menewaskan enam warga sipil termasuk tiga anak-anak dan seorang tentara dalam periode yang sama, tambahnya. (haninmazaya/arrahmah.id)