IDLIB (Arrahmah.com) – Serangan udara di markas pejuang oposisi Suriah di barat laut Suriah pada Senin (2/11/2020) menewaskan sedikitnya 35 pejuang yang didukung Turki, menurut seorang juru bicara dan kelompok pemantau perang, dalam apa yang diyakini sebagai serangan paling mematikan sejak gencatan senjata di Idlib dimulai hampir delapan bulan lalu.
Seorang juru bicara oposisi Suriah Youssef Hammoud mengatakan serangan itu menargetkan kamp pelatihan untuk Faylaq Asy Syam di barat laut Idlib, provinsi terakhir yang dikuasai pejuang Suriah, lansir The Telegraph.
Oposisi menyalahkan sekutu rezim, Rusia, atas serangan siang hari terhadap milisi terbesar dan salah satu milisi terlatih yang didukung oleh Turki.
Tidak ada komentar langsung dari Ankara atau Moskow, yang mendukung pihak yang berlawanan dalam perang Suriah tetapi menengahi gencatan senjata yang menghentikan serangan rezim Suriah untuk merebut kembali Idlib.
Pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan jumlah kematian yang lebih tinggi, dengan mengatakan 78 orang tewas dan lebih dari 90 luka-luka dalam serangan itu, yang juga diyakini dilakukan oleh Rusia.
Korban tewas yang tinggi akibat serangan itu dilaporkan karena menargetkan program pelatihan bagi anggota baru di kamp, di Jebel Al-Dweila dekat perbatasan Turki.
Gambar udara berbintik-bintik yang diklaim menunjukkan serangan tersebut menunjukkan lapangan yang dilanda ledakan. Rekaman lain yang dibagikan secara online menunjukkan deretan mayat yang ditutupi selimut.
Tidak mungkin untuk memverifikasi gambar secara independen, dan Associated Press melaporkan bahwa wartawan di lapangan dijauhkan dari lokasi serangan.
Menurut kepala SOHR Rami Abdurrahman, serangan tersebut adalah serangan udara Rusia paling mematikan sejak Moskow memasuki konflik pada 2015. Human Rights Watch baru-baru ini menuduh Rusia melakukan kejahatan perang atas kampanye udaranya di Suriah.
Pada Kamis, Amerika Serikat mengatakan telah melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap sekelompok pemimpin Al-Qaeda di Idlib, yang menurut SOHR menewaskan 17 militan. (haninmazaya/arrahmah.com)