GAZA (Arrahmah.id) – Di antara 10 korban sipil yang tewas dalam serangan udara “Israel” terhadap para pemimpin kelompok perlawanan di Gaza pada Selasa (9/5/2023) adalah seorang dokter gigi yang dikenal karena menawarkan pengobatan gratis kepada keluarga miskin, yang tinggal di blok perumahan yang sama dengan pemimpin Jihad Islam, Tareq Izzeldeen, demikian laporan Reuters.
Jamal Khuswan terbunuh bersama istrinya, Mervat, dan putranya yang berusia 21 tahun, Youssef, seorang mahasiswa kedokteran, yang semuanya sedang tidur di apartemen mereka di pusat kota Gaza. Tujuh warga sipil lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas di bagian lain daerah kantong tersebut akibat serangan tersebut.
Mantan Kepala Eksekutif Rumah Sakit Rehabilitasi Al-Wafa dan seorang pemimpin persatuan dokter gigi setempat, Khuswan dipuji oleh departemen kesehatan sebagai tokoh nasional “yang tidak pernah berhenti untuk melaksanakan tugas kemanusiaannya”.
Empat anak Khuswan lainnya selamat dari serangan tersebut dengan luka ringan, kata saudara laki-laki Khuswan, Mohammad.
“Rasanya berat, sangat buruk, dengan cara yang tidak biasa,” katanya di luar kamar mayat, setelah melihat jenazah saudaranya. Dia mengatakan bahwa saudaranya, yang berusia 50-an tahun, memiliki kewarganegaraan Rusia dan Palestina karena dia pernah belajar lama di Rusia.
Di daerah lain di daerah kantong yang padat penduduknya, yang dikuasai oleh kelompok Hamas, orang-orang menyisir reruntuhan rumah mereka untuk menyelamatkan dokumen dan perabotan yang bisa mereka selamatkan.
“Anak-anak terbangun karena suara ledakan, mereka panik. Kami memiliki anak-anak, wanita dan orang tua. Apa yang terjadi tidak normal,” kata Hani Jaber, seorang penduduk Rafah di Jalur Gaza selatan, tempat seorang pemimpin tertinggi Jihad Islam dan istrinya terbunuh.
Para pejabat Palestina mengatakan serangan “Israel” menghantam sejumlah bangunan tempat tinggal di jalur padat penduduk di mana 2,3 juta orang Palestina tinggal di wilayah seluas 365 km persegi (140 mil persegi).
Warga Palestina telah mengalami beberapa kali perang dengan “Israel” sejak 2008. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan blokade yang dipimpin “Israel” selama 16 tahun telah melumpuhkan ekonomi dan merusak perkembangan institusi kesehatan.
Jalan-jalan di Gaza terlihat hampir kosong pada Selasa pagi, kecuali pergerakan taksi dan mobil ambulans yang melintas di jalanan saat para kerabat bersiap-siap untuk berpartisipasi dalam pemakaman 13 orang yang terbunuh.
Izzeldeen adalah salah satu dari tiga pemimpin senior Jihad Islam yang terbunuh dalam serangan tersebut. Jihad Islam adalah kelompok yang didukung Iran yang beroperasi dari Gaza dan juga memiliki pejuang bersenjata di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki.
Pihak militer mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan-laporan mengenai korban sipil, namun tidak memberikan komentar lebih lanjut. (haninmazaya/arrahmah.id)