SAADA (Arrahmah.com) – Dokter Tanpa Batas atau yang dikenal dengan akronim MSF dalam bahasa Perancis, mengatakan salah satu kliniknya yang terletak di Yaman utara telah hancur oleh beberapa serangan udara, lansir BBC pada Selasa (27/10/2015).
Yang pertama terjadi sekitar pukul 22.30 waktu setempat pada Senin (26/10), memukul salah satu fasilitas di klinik MSF yang terletak di provinsi Saada dan menurut pernyataan MSF fasilitas tersebut sudah tidak digunakan.
Semua staf dan pasien sedang dievakuasi saat serangan kedua menghantam sepuluh menit kemudian.
Namun, koalisi pimpinan Saudi yang melakukan kampanye udara di Yaman dengan dalih memerangi milisi Syiah Houtsi, membantah bahwa mereka telah membom rumah sakit.
Ditanya oleh kantor berita Reuters jika dia tahu apa yang menyebabkan ledakan, juru bicara koalisi Brijen Ahmad Al-Asiri mengatakan: “Kami tidak bisa berbicara tanpa penyelidikan”.
Jenderal Asiri sebelumnya pernah mengatakan bahwa pasukan koalisi telah menghancurkan semua jet tempur di Yaman.
Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 5.600 orang termasuk 2.615 warga sipil sejak kampanye udara koalisi pimpinan Saudi dimulai pada akhir Maret tahun ini.
Sekitar dua pertiga dari kematian warga sipil disebabkan oleh serangan udara koalisi dan sisanya oleh milisi Syiah Houtsi dan sekutu mereka, menurut klaim PBB pada Selasa (27/10).
Lebih dari 15.000 orang yang terluka dalam serangan udara dan pertempuran di darat telah dirawat di rumah sakit yang didukung MSF dalam tujuh bulan terakhir.
Klinik MSF di distrik Haydan bahwa merawat 200.000 orang dan merupakan satu-satunya fasilitas medis di wilayah tersebut yang menerima 150 kasus darurat dalam satu minggu.
Pernyataan oleh MSF mengatakan bahwa semua staf yang bertugas dan para pasien telah berhasil melarikan diri antara serangan pertama dan kedua.
Direktur fasilitas tersebut dilaporkan terluka selama evakuasi berlangsung.
Setelah mengunjungi lokasi pada Selasa pagi, koordinator proyek MSF di Saada, Miriam Czech mengatakan: “Saya tidak bisa masuk ke dalam karena kami yakin ada bom yang belum meledak yang tersisa, tapi saya bisa mengonfirmasikan bahwa 99 persen fasilitas hancur.”
Direktur fasilitas mengatakan bahwa hanya departemen sinar-x dan ruang staf yang masih tersisa.
“Ini bisa menjadi kesalahan, tetapi kenyataan dari hal ini itu adalah kejahatan perang,” ujar direktur MSF Yaman Hassan Boucenine kepada Reuters.
“Tidak ada alasan untuk menargetkan rumah sakit. Kami menyediakan [koalisi] semua koordinat GPS kami sekitar dua minggu lalu,” tambahnya.
Ini adalah serangan kedua bulan ini di fasilitas MSF.
Pada 3 Oktober lalu, pesawat AS membom sebuah rumah sakit di kota Kunduz, Afghanistan dan membunuh sedikitnya 22 orang.
MSF menuntut penyelidikan internasional independen terkait pengeboman tersebut yang mereka katakan merupakan kejahatan perang. (haninmazaya/arrahmah.com)