SINAI (Arrahmah.com) – Sedikitnya 10 orang gugur ketika tentara Mesir melancarkan serangan udara dan darat yang mereka klaim menargetkan gerilyawan Sinai pada Sabtu (7/9/2013), menurut para petugas setempat.
Selain menghadapi perlawanan rakyat anti kudeta di seluruh negeri sejak digulingkannya Presiden Muhammad Mursi, pihak militer Mesir juga telah menghadapi perlawanan di Sinai utara, salah satu basis bagi para pejuang Al-Qaeda.
Serangan udara yang dilakukan pada Sabtu (7/9), mereka targetkan pada area yang mereka klaim sebagai tempat persembunyian para pejuang Islam. Selain itu, mereka juga mengerahkan kendaraan lapis baja di wilayah tersebut dan di sepanjang perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza, kata petugas kepada AFP.
Pada Sabtu (7/9), Mesir juga menutup perbatasan Rafah karena “alasan keamanan”, kata Abu Maher Sabha, direktur penyeberangan Hamas di Jalur Gaza.
Para petugas keamanan mengklaim setidaknya 10 pejuang Islam gugur dalam serangan udara yang mereka luncurkan dari helikopter Apache dan dalam operasi darat mereka, sementara 20 orang terluka dan 15 lainnya ditangkap.
Junta militer Mesir telah meningkatkan operasi mereka terhadap para pejuang Islam Sinai selama beberapa minggu terakhir dan sering mengklaim berita tewas atau ditangkapnya “teroris”. Beberapa klaim mereka kemudian dilaporkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Laporan terbaru juga belum dapat diverifikasi karena area tersebut tertutup untuk media.
Sementara dalam laporan lainnya polisi Mesir memanggil tim penjinak bom militer setelah penduduk dari desa Abu Aref mengatakan mereka melihat sebuah bom di kereta api yang menghubungkan Suez dengan kota kanal lainnya, Ismailiya.
Beberapa jam kemudian, orang tak dikenal dilaporkan melemparkan granat di sebuah kantor polisi di Kairo, yang meledak tanpa menimbulkan korban, kata beberapa petugas keamanan.
Itu adalah serangan ketiga dalam beberapa minggu terakhir di kantor polisi di wilayah Boulaq al-Daqrour .
Sebuah bom mobil juga dilaporkan menargetkan Menteri Dalam Negeri, Mohamed Ibrahim, pada Kamis (5/9) saat dia meninggalkan rumahnya. Akan tetapi dia tidak terluka dalam serangan yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya itu.
Jalur kereta api antara Suez dan Ismailiya terletak di tepi barat Terusan Suez, dengan Semenanjung Sinainya yang bergolak di timur .
Pada tanggal 1 September, kepala Otoritas Terusan Suez, Laksamana Mohab Mamish, juga mengklaim seorang pejuang melancarkan serangan terhadap sebuah kapal berbendera Panama yang melewati jalur perairan yang penting.
Laporan ini kemudian dikaitkan dengan sebuah video yang diposting di YouTube. Video itu menunjukkan dua pria yang menembakkan granat roket terhadap sebuah kapal kargo, namun tidak menyebabkan kerusakan.
Belum ada pihak yang memverifikasi keaslian video yang menampilkan bendera berwarna hitam yang mereka klaim biasa digunakan oleh pejuang Islam itu. (banan/arrahmah.com)