OMDURMAN (Arrahmah.id) – Sebuah serangan udara di kota Omdurman, Sudan, telah menewaskan sedikitnya 22 orang, kata pihak berwenang dalam salah satu serangan paling mematikan dalam pertempuran yang telah berlangsung berminggu-minggu antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter pemberontak.
Serangan tersebut terjadi pada Sabtu (8/7/2023) di daerah pemukiman Omdurman, kota tetangga ibu kota Khartoum, menurut sebuah pernyataan dari kementerian kesehatan.
Serangan tersebut, yang melukai sejumlah orang yang tidak disebutkan jumlahnya, mengundang kecaman dari PBB, lansir Al Jazeera.
Itu adalah salah satu bentrokan paling mematikan di daerah perkotaan di ibu kota dan di tempat lain antara militer dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Bulan lalu, sebuah serangan udara menewaskan sedikitnya 17 orang, termasuk lima anak, di Khartoum.
RSF, yang mengatakan bahwa serangan tersebut menewaskan 31 warga sipil, menyalahkan militer karena menyerang daerah pemukiman di Omdurman di mana pertempuran terjadi antara faksi-faksi yang bertikai. Militer dilaporkan berusaha memutus jalur suplai penting.
RSF “mengutuk keras serangan udara yang disengaja yang dilakukan oleh milisi teroris ekstremis yang dipimpin oleh [kepala militer Abdel Fattah] al-Burhan”, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Serangan keji ini, yang didalangi oleh Angkatan Bersenjata Sudan [SAF] dengan dukungan sisa-sisa rezim sebelumnya, telah mengakibatkan hilangnya lebih dari 31 nyawa dan banyak korban luka-luka dari kalangan sipil,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan tersebut, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya pada Ahad pagi, dan mendesak tentara Sudan dan RSF untuk mengakhiri permusuhan.
“Sekretaris Jenderal tetap sangat prihatin bahwa perang yang sedang berlangsung antara angkatan bersenjata telah mendorong Sudan ke ambang perang saudara berskala penuh, yang berpotensi mendestabilisasi seluruh wilayah,” kata pernyataan itu. (haninmazaya/arrahmah.id)