MISRATA (Arrahmah.com) – Pesawat-pesawat tempur militer Barat berhasil membungkam artileri dan tank-tank Muammar Gaddafi yang mengepung kota yang dikuasai pemberontak di Misrata pada Rabu (23/3/2011), setelah seorang laksamana Amerika memperingatkan bahwa baju besi pemimpin Libya itu sekarang sudah mulai tanggal.
Sebelumnya, Gaddafi dengan lantang mengatakan kekuatan Barat yang melakukan serangan udara malam keempat di Libya adalah “sekelompok fasis yang akan berakhir di tong sampah sejarah.”
Angkatan bersenjata Barat yang menginvasi Libya dengan dalih menegakkan resolusi PBB untuk menyepakati struktur komando koheren termasuk NATO setelah Washington mengatakan ingin menyerahkan kepemimpinan invasi dalam beberapa hari mendatang.
Tank Gaddafi melakukan penembakan brutal terhadap Misrata, menewaskan puluhan orang minggu ini. Penduduk setempat menyatakan bahwa Gaddafi pun mengirimkan penembak jitu yang menewaskan lima orang pada hari Rabu (23/3).
“Sekarang dengan serangan udara kami lebih optimis,” kata Saadoun, warga Misrata, kepada Reuters melalui telepon.
“Serangan ini memberi kami harapan, terutama mereka (koalisi militer asing) tepat dan menargetkan angkatan perang Gaddafi.”
“Sebelum serangan, tank berhasil mengupas kota … tapi sekarang mereka tidak lagi menembakkan artileri sejak serangan udara.”
Sementara itu, setidaknya dua ledakan terdengar di ibu kota Tripoli sebelum fajar pada hari Rabu (23/3) di malam keempat penyerangan.
“Kami tidak akan menyerah,” kata Gaddafi pada para pendukungnya yang membentuk perisai manusia untuk melindungi dirinya di kompleks Tripoli, yang juga pernah diserang pada tahun 1986 oleh pemerintahan Reagan AS.
Sebelum serangan Misrata, Laksamana AS, Peg Klein, mengatakan pesawat tempur, yang telah menekan pertahanan udara Libya, kini akan dikirim keluar untuk menyerang tank Gaddafi.
Misrata boleh jadi berhasil menghentikan pasukan Gaddafi. Namun di kota Zintan, bagian barat Libya, pasukan Gaddafi terus melakukan pemboman pada hari Rabu (23/3), kata seorang penduduk.
“Brigade Gaddafi mulai pemboman dari daerah utara setengah jam yang lalu. Kota ini benar-benar dikepung. Keadaan ini sangat buruk,” kata warga bernama Abdulrahman, [ada Reuters melalui telepon dari kota.
Kepemimpinan Intervensi Militer Ada di Tangan NATO
Amerika Serikat, dengan pasukan yang sudah terikat di Irak dan Afghanistan, mengatakan pihaknya hanya ingin mengambil kursi di belakang.
Menteri Luar Negeri Perancis, Alain ,Juppe mengatakan NATO akan mengambil peran koordinasi dalam intervensi Libya dan grup kontak akan dibentuk – terdiri dari perwakilan negara-negara koalisi, Uni Afrika, Liga Arab dan negara-negara Uni Eropa – yang akan bertugas untuk membuat perencanaan strategis.
“NATO tidak yang akan bertanggung jawab secara strategis,” ujar Juppe kepada wartawan. “Kami akan segera mengumumkan pembentukan grup kontak yang akan merencanakan operasi.” (althaf/arrahmah.com)